REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Ta'ala memerintahkan kaum Muslimin agar mengerjakan shalat wajib, yaitu shalat lima waktu. Ibadah ini hendaklah dikerjakan sesuai rukun dan syaratnya, serta penuh kekhusyukan.
"Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS al-Ankabut: 45).
Para ulama sepakat, semua sahabat Rasulullah SAW adalah mustaqim (lurus dan adil). Itulah sebabnya mereka mendapatkan martabat dan kedudukan yang tinggi. Ini dapat dibuktikan dalam hal kekhusyukan mereka saat shalat.
Hati mereka hanya tertuju kepada Allah SWT dan melalaikan masalah di seputarnya. Dalam benak mereka yang ada hanyalah kebesaran dan keagungan-Nya. Mereka begitu merindukan surga yang telah dijanjikan-Nya serta perasaan takut akan azab-Nya. Konsentrasi mereka bertambah kuat tatkala membaca ayat-ayat Alquran dan seolah berdialog langsung dengan sang Khalik.