Kamis 17 Jul 2025 16:41 WIB

Mengulangi Shalat karena tak Khusyuk, Bolehkah?

Bolehkah mengulang shalat karena merasa diri tak khusyuk?

Shalat (ilustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Shalat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat merupakan ibadah yang menjadi tiang agama. Karena itu, kekhusyukan seorang Muslim dalam menjalani shalat teramat penting. Meski demikian, ada kalanya kekhusyukan seseorang terganggu dalam shalatnya. Lantas, bolehkah shalat tersebut diulang karena merasa tidak khusyuk?

Penceramah yang juga pendiri Quantum Akhyar Institute, Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan boleh bagi seorang Muslim mengulang shalatnya ketika merasa tidak khusyuk sepanjang masih berada di waktu shalat tersebut. Ustaz Adi menjelaskan seseorang yang baru menyadari adanya perkara yang membatalkan shalat ketika waktu shalat itu telah lewat maka boleh mengulang shalatnya ketika mengingatnya atau ketika saat itu juga.

Baca Juga

Ustaz Adi menjelaskan, dalam mazhab Imam Syafi'i ada yang disebut taqrib dalam waktu shalat, seperti seseorang yang tengah berada di dalam perjalanan, tapi dia tidak dapat memastikan pakaiannya bersih atau kotor, terkena najis atau tidak, sedang waktu shalat sudah masuk. Dalam pertimbangannya, bila melaksanakan shalat ketika sudah di tempat tujuan maka waktu shalatnya sudah terlewat.

Dalam kondisi demikian, Ustaz Adi mengatakan ada yang disebut dengan takrim aw qati shalat atau memuliakan atau segera menjemput waktu shalat. Orang tersebut dapat melaksanakan shalat di waktu itu dengan keyakinan yang baik dan ketika telah sampai di tempat tujuan orang tersebut mengulang lagi shalatnya.

Begitu pun ketika seseorang yang menjadi makmum mendapati bacaan imamnya tidak baik karena kondisi tertentu. Menurut Ustaz Adi, makmum itu diperkenankan mengulang kembali shalatnya.

"Tidak ada masalah, kita shalat merasa kurang khusyuk kurang baik, setelah itu kita mencoba mengulangi, tidak ada masalah. Silakan, tidak ada larangan untuk mengulangi itu," kata Ustaz Adi dalam tanya jawab singkat dalam kajian daring yang disiarkan di laman resmi YouTube-nya.

Namun demikian, Ustaz Adi menjelaskan, seseorang tidak boleh membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut. Artinya membiarkan shalatnya terus menerus karena tidak bisa khusyuk. Maka dari itu, seorang Muslim harus mempelajari fiqih yang dapat mendorong diri agar bisa khusyuk dalam shalat.

Seseorang dapat mengetahui apa-apa yang menjadi bagian ketidakkhusyukan dalam shalat. Ketidakkhusyukan juga merupakan waswas setan agar selalu gelisah dan selalu mengulang shalatnya.

photo
Infografis kesalahan ketika menunaikan shalat. - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement