Rabu 25 Sep 2024 11:55 WIB

IEA: Dunia Masih Bisa Capai Target Energi Bersih

Emisi dari sektor energi tahun lalu tembus rekor tertinggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
 Pembangunan PLTS di gurun yang terletak di Urumqi, Xinjiang.
Foto: Solarbe Global
Pembangunan PLTS di gurun yang terletak di Urumqi, Xinjiang.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan target iklim untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat sambil memangkas emisi pada tahun 2030 masih dapat tercapai. Akan tetapi, hal ini membutuhkan dorongan besar untuk membuka sumbatan seperti izin dan konektivitas ke jaringan listrik.

Laporan ini disampaikan saat pemimpin pemerintah dan bisnis berkumpul di New York pekan ini untuk mendorong aksi iklim dalam mengatasi perubahan iklim. Pada Pertemuan Iklim PBB (COP28) di Dubai tahun lalu, hampir 200 negara sepakat sektor energi nol-emisi pada tahun 2050 dan meningkatkan kapasitas energi surya dan angin tiga kali lipat.

"(Target energi) berada dalam jangkauan karena ekonomi yang menguntungkan, potensi manufaktur yang besar dan kebijakan yang kuat," kata IEA dalam laporannya, Selasa (24/9/2024).

Namun, IEA mengatakan meningkatkan kapasitas energi terbarukan saja tidak akan memangkas penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi biaya bagi konsumen.

"Untuk mendapatkan manfaat penuh dari target tiga kali lipat ini, negara-negara perlu bersama-sama mendorong untuk pembangunan dan modernisasi jaringan listrik sepanjang 25 juta kilometer pada tahun 2030. Dunia juga membutuhkan 1.500 gigawatt (GW) kapasitas penyimpanan energi pada tahun 2030," kata IEA.

Negara-negara di COP28 berjanji melipatgandakan langkah efisiensi energi untuk membantu menahan lonjakan penggunaan energi.  Namun,  target ini akan mengharuskan pemerintah untuk menjadikan efisiensi sebagai prioritas kebijakan.

IEA mengatakan negara harus memasukkan target efisiensi energi dan energi terbarukan ke dalam rencana nasional mereka untuk memenuhi Perjanjian Paris.

Pada Maret lalu, IEA mengatakan emisi dari sektor energi tahun lalu tembus rekor. Sebagian besar karena meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil di negara-negara yang mengalami kekeringan sehingga mengurangi produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga hidro.

Di laporan terbarunya, IEA mengatakan meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat dan melipatgandakan efisiensi energi untuk mengurangi penggunaan energi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca global sebanyak 10 miliar metrik ton pada akhir dekade ini.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement