REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN--Kebakaran hebat melanda empat buah kios di Dusun Wage, Desa Luragunglandeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, Kamis (26/9/2024) pukul 04.30 WIB. Api diduga berasal dari konsleting listrik.
Adapun empat kios yang terbakar itu masing-masing kios Snack Giovani/Grosir Sembako milik Iman Nurihiman (38), kios Hucap Pak Edi milik Edi (60), Warkop Arifin milik Arifin (40) dan Warung Mie Ayam milik Iroh Rohayati (60).
Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Andri Arga Kusumah mengatakan, berdasarkan keterangan salah seorang saksi, kebakaran itu diketahui bermula dari adanya suara ledakan dari dalam kios. Suara itu diikuti dengan asap dan api yang terlihat keluar melalui atap kios. ‘’Saksi secara spontas berteriak kebakaran sehingga membuat warga langsung berdatangan,’’ ujar Andri.
Warga pun bergotong royong berusaha memadamkan api. Mereka juga melapor ke polsek setempat dan meminta bantuan pemadam kebakaran. Setelah menerima laporan tersebut, UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan menerjunkan personil dan armada pemadamnya. Mereka pun langsung melakukan pemadaman setelah tiba di lokasi.
Api berasil dipadamkan sekitar pukul 06.30 WIB. Petugas pun melanjutkan dengan melakukan pendinginan dan pengumpulan bukti serta menanyakan saksi-saksi di lokasi. ‘’Penyebab kebakaran diduga karena konsleting listrik,’’ kata Andri.
Andri mengatakan, akibat kebakaran itu, kios Snack Giovani mengalami kerugian sebesar Rp 24.400.000 dan kios Hucap Pak Edi merugi Rp 22.960.000. Sementara untuk Warkop Arifin, kerugian yang timbul senilai Rp 24.960.000 dan Warung Mie Ayam Rp. 22.960.000. ‘’Total kerugian keseluruhan sekitar Rp 95.280.000. Untuk korban jiwa tidak ada,’’ kata Andri.
Untuk mencegah kejadian serupa, Andri mengimbau warga agar mewaspadai setiap potensi terjadinya kebakaran yang diakibatkan dari tungku/gas, listrik, pembakaran sampah dan lainnya. Selain itu, warga diminta selalu memeriksa dan membersihkan selang gas dan regulator, menghindari penggunaan colokan yang menumpuk. ‘’Gunakan kabel listrik yang standar dan lampu listrik yang ber-SNI untuk menghindari terjadinya konsleting listrik,’’ kata Andri.