Jumat 27 Sep 2024 07:22 WIB

Abaikan Dunia, Netanyahu Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

Sekutu-sekutu Israel mendesak gencatan senjata selama 21 hari.

Red: Fitriyan Zamzami
Mobil-mobil terjebak kemacetan ketika orang-orang meninggalkan desa-desa selatan di tengah serangan udara Israel yang sedang berlangsung, di Sidon, Lebanon, Senin, 23 September 2024.
Foto: AP Photo/Mohammed Zaatari
Mobil-mobil terjebak kemacetan ketika orang-orang meninggalkan desa-desa selatan di tengah serangan udara Israel yang sedang berlangsung, di Sidon, Lebanon, Senin, 23 September 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel “tidak akan menghentikan” serangannya terhadap Hizbullah di Lebanon. Ia mengabaikan seruan dari negara-negara dunia termasuk sekutu mereka untuk menyepakati gencatan senjata. 

Perdana Menteri Israel mengatakan kepada wartawan bahwa kebijakan pemerintahannya sudah jelas ketika ia mendarat di New York, tempat ia akan berpidato di sidang umum PBB pada hari Jumat.

Baca Juga

“Kami terus menyerang Hizbullah dengan kekuatan penuh, dan kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai semua tujuan kami – yang paling utama adalah kembalinya penduduk wilayah utara dengan aman ke rumah mereka,” kata Netanyahu dilansir the Guardian.

Serangan udara Israel telah menewaskan 92 orang di Lebanon selama 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan negara tersebut.