REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi mengatakan bahwa sebanyak 28 pelabuhan baru telah dibangun di seluruh Indonesia selama periode 10 tahun terakhir yakni 2014-2024.
"Selama 10 tahun terakhir, serangkaian pembangunan infrastruktur transportasi laut telah dilaksanakan untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas, di antaranya 28 pelabuhan baru dan 165 rehabilitasi pelabuhan di berbagai penjuru Nusantara," kata Antoni dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (28/9/2024).
Tak hanya infrastruktur, Antoni menuturkan bahwa salah satu program unggulan Ditjen Perhubungan Laut yang juga menjadi sorotan adalah Program Tol Laut.
Ia menyebutkan Tol Laut telah melayani 39 trayek dan berhasil menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil yang sebelumnya sulit dijangkau.
"Tol Laut menjadi tulang punggung distribusi logistik nasional. Dengan adanya Tol Laut, disparitas harga barang di wilayah barat dan timur Indonesia dapat ditekan secara signifikan," ujarnya.
Selain Tol Laut, Ditjen Hubla juga mengoperasikan kapal perintis dan kapal ternak yang memiliki peranan penting dalam mendukung mobilitas masyarakat di wilayah terpencil dan memperlancar distribusi ternak dari sentra produksi ke daerah-daerah konsumsi.
"Saat ini, kapal perintis melayani 107 trayek dan kapal ternak melayani enam trayek, yang bukan hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga bagian penting dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional," jelas Antoni.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, pihaknya juga telah melakukan berbagai transformasi digital untuk memudahkan pelayanan di sektor transportasi laut. Salah satu terobosan besar adalah penerapan sistem informasi digital di pelabuhan, yakni inaportnet.
"Sejak diluncurkan, inaportnet telah mengalami perkembangan pesat. Saat ini, sistem tersebut telah diterapkan pada 264 pelabuhan di Indonesia dan menjangkau berbagai wilayah strategis," terangnya.
Dalam memperingati Hari Maritim Sedunia setiap 26 September, pada tahun 2024 ini tema yang diusung yakni “Navigating the Future: Safety First!” atau "Menavigasi Masa Depan: Keselamatan adalah yang Utama.
Bagi Antoni, tema itu menggarisbawahi pentingnya keselamatan dalam setiap aspek pelayaran serta masa depan transportasi laut yang lebih aman, efisien dan berkelanjutan.
Ia menegaskan komitmen Ditjen Hubla untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan transportasi laut, terutama dalam hal keselamatan pelayaran yang menjadi prioritas utama.
"Keselamatan adalah aspek yang tidak bisa ditawar dalam dunia pelayaran. Ditjen Hubla berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas transportasi laut di Indonesia berjalan sesuai dengan standar keselamatan internasional," tegasnya.
Pada momentum Hari Maritim Sedunia ini, Ditjen Hubla mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor maritim untuk bekerja sama dalam menciptakan transportasi laut yang lebih aman, efisien dan berkelanjutan.
"Kita menavigasi masa depan bersama-sama, dengan menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh pihak yang terlibat di sektor maritim," tutur Antoni.
Ia juga berharap peringatan Hari Maritim Sedunia 2024 dapat menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus berupaya menjaga keselamatan dan keamanan dalam seluruh aktivitas di sektor maritim.
"Demi masa depan transportasi laut yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia," kata Antoni.