REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Satu tahun sudah Zionis Yahudi Israel melakukan genosida dan penghancuran di wilayah Gaza, Palestina yang dimulai pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 41.000 nyawa warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak direnggut oleh kebengisan, kebrutalan dan kejahatan militer Israel.
Banyak negara mengecam kebiadaban dan kekejian Zionis Yahudi Israel yang menjajah bangsa Palestina. Meski demikian, Amerika Serikat (AS) yang mengklaim sebagai negara pembela hak asasi manusia (HAM) malah mendukung penjajahan dan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.
Sehubungan dengan itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Fahrur Rozi mengingatkan kembali masyarakat Indonesia untuk menguatkan gerakan boikot produk yang terafiliasi dan mendukung Israel.
"Ya, semua upaya mendukung kemerdekaan Palestina dan menghentikan agresi Israel harus kita dukung, boikot produk Israel adalah salah satu cara efektif untuk menekan mereka agar menghentikan perang," kata kiai yang akrab disapa Gus Fahrur kepada Republika, Senin (7/10/2024).
Gus Fahrur mengungkapkan bahwa gerakan boikot produk pendukung Israel adalah jihad damai yang bisa dilakukan bersama saat ini. Ia menegaskan, tidak membeli produk Israel atau yang mendukung Israel akan memberikan tekanan ekonomi yang kuat kepada mereka. Menurut dia, sebagian biaya perang didapatkan dari keuntungan produk Israel.
"Sebagai solidaritas sesama Muslim untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan upaya menghentikan agresi Israel, perlu dilakukan boikot produk yang jelas-jelas menyumbang aksi agresi Israel," ujar Gus Fahrur.
Gus Fahrur menambahkan, kalau boikot dilakukan oleh seluruh masyarakat dunia, gerakan tersebut akan memberikan dampak yang sangat signifikan."Mari beralih ke produk dalam negeri yang lebih baik dan tidak terlibat dengan pihak Israel," ujarnya.