Rabu 09 Oct 2024 11:08 WIB

Fakir dan Kafir Pengetahuan

Pengaruh AI dalam teknologi yang dipakai pada kehidupan sehari-hari terus meningkat.

Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta
Foto: amikom
Prof Ema Utami dari Universitas Amikom Yogyakarta

Oleh : Prof Ema Utami (Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Amikom Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu tradisi yang menjadi penciri atau keunikan di Universitas Amikom Yogyakarta adalah dilaksanakannya perkuliahan Lingkungan Bisnis. Sebuah kuliah yang dilaksanakan untuk mahasiswa baru dengan diampu oleh dosen pengajar yang telah memiliki jabatan akademik Profesor.

Materi yang disampaikan oleh para Profesor disesuaikan dengan bidang keilmuan yang dimilikinya. Hari Sabtu, 5 Oktober 2024 yang lalu kembali saya menjalankan tugas untuk memberikan paparan bidang Lingkungan Teknologi pada kuliah Lingkungan Bisnis untuk mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025. Pada sesi tersebut, saya menyampaikan materi berjudul “Tantangan, Peluang, dan Ancaman di Era Kecerdasan Artifisial” mahasiswa dari program studi S1 Ekonomi, Kewirausahaan, Akuntansi, Ilmu Pemerintahan, dan Hubungan Internasional.

Tidak dimungkiri bahwa perkembangan teknologi merupakan salah satu bagian yang selalu mendapat perhatian tersendiri dari Universitas Amikom Yogyakarta. Selalu berusaha untuk terus dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi, khususnya yang berkaitan dengan bidang Informatika dan menyampaikannya kepada mahasiswa menjadi salah tujuan dari mata kuliah Lingkungan Bisnis ini.

Kemajuan bidang Kecerdasan Artifisial merupakan pokok materi yang saya sampaikan dalam kuliah ini. Dengan peserta kuliah merupakan mahasiswa yang berasal dari program studi bukan Informatika tentu penyampaian materi tentang Kecerdasan Artifisial menjadi sebuah tantangan tersendiri. Namun demikian memiliki pengetahuan bidang yang berkaitan dengan Kecerdasan Artifisial di saat ini menjadi sebuah hal yang tidak bisa dihindari.

Pengaruh bidang Kecerdasan Artifisial dalam teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terus mengalami peningkatan. Teknologi berbasis Artificial Intelligence Internet of Things (AIoT) yang ditanamkan pada alat dan dapat dikenakan, seperti jam tangan, headphone, kaca mata, dan lain sebagainya terus mengalami peningkatan kemampuan.

Berbagai alat berbasis AIoT yang dapat sebagai aksesoris yang dikenakan dalam keseharian tampak akan terus menjadi tren ke depan. Berbagai alat, baik yang dapat dikenakan atau tidak tersebut tentu semakin mempermudah penggunanya dalam melakukan berbagai kegiatan. Dorongan dan tuntutan untuk dapat melakukan banyak kegiatan dalam satu waktu (multitasking) menjadi tidak dapat dihindari dengan adanya kemajuan teknologi tersebut.

Jika diamati dan dirasakan maka dorongan dan tuntutan untuk dapat multitasking dalam berkegiatan ini terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang ada. Berpindah atau bahkan melakukan kegiatan yang berbeda dalam waktu yang sama sangat dimungkinkan dilakukan di saat ini dengan berbagai bantuan teknologi yang ada.

Civitas akademika, termasuk dosen dan mahasiswa tentu merupakan bagian yang mau tidak mau terimbas adanya dorongan dan tuntutan tersebut. Kesadaran dosen dan mahasiswa untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan menyesuaikan diri dalam beraktivitas menjadi penting untuk dimiliki. Sebagai contoh bagi mahasiswa, penggunaan berbagai tools berbasis Generative AI untuk mendukung perkuliahan pada saat ini menjadi sebuah keharusan.

Pencarian permasalahan atau metode sebagai bagian dalam solusi yang mungkin dapat diterapkan dengan melakukan studi literatur kini dapat terbantu dengan banyaknya tools yang ada. Demikian pula bagi seorang dosen, keharusan untuk terus memperbarui pengetahuan menjadi mutlak untuk dilakukan.

Bagaimana menyikapi adanya perubahan oleh karena kemajuan teknologi tersebut dapat menjadi penentu dalam perjalanan karier yang sedang dijalani. Terus bertahan dan menolak dengan berbagai dalih pembenaran atau berusaha untuk beradaptasi menjadi sebuah pilihan masing-masing. Tindakan dan perbuatan yang dilakukan umumnya dapat tercermin dari pilihan yang diambil. Kekurangan yang sangat (fakir) terhadap pengetahuan tentu dapat menyebabkan seseorang untuk menolak atau menutup diri (kafir) dari adanya kemajuan teknologi.

Penolakan terhadap datangnya pengetahuan dengan dalih pembenaran yang dimilikinya ini mengingatkan pada tentang penciptaan Adam dalam Surat Al Baqarah ayat 31-34, “Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”. Mereka menjawab, “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” Wallahu a’lam. Semoga kita semua dapat dihindarkan dari sifat-sifat iblis yang kafir, Amin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement