Rabu 09 Oct 2024 14:20 WIB

Pura-Pura Beriman, Padahal Memusuhi Islam

Orang-orang munafik sesungguhnya sedang menipu diri sendiri.

Red: Hasanul Rizqa
Kaum munafik pada zaman Nabi (ilustraai)
Foto: Republika
Kaum munafik pada zaman Nabi (ilustraai)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa Nabi Muhammad SAW, kaum munafik berupaya mengelabui orang-orang beriman dengan perilakunya. Di depan umat Islam, mereka mengaku taat kepada Allah dan Utusan-Nya. Namun, saat berkumpul dengan sesamanya atau orang musryik, mereka terang-terangan menghina Rasulullah SAW.

Alquran dan hadis telah menjelaskan sifat-sifat orang munafik. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat kesembilan.

Baca Juga

يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ‌ۚ وَمَا يَخۡدَعُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُوۡنَؕ

"Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari."

Tafsir versi Kementerian Agama (Kemenag) RI menyebutkan, orang-orang munafik itu menipu Allah dengan cara menipu Rasul-Nya, yakni Muhammad SAW. Penipuan yang dimaksud adalah bahwa mereka memperlihatkan iman dan kasih sayang ketika berada di tengah kaum Muslimin. Sebaliknya, dalam hatinya tersimpan rasa permusuhan yang amat besar.

Orang-orang munafik bergaul dengan kaum Muslimin untuk memata-matai dan kemudian menyampaikannya kepada musuh Islam. Orang-orang munafik menyebarkan permusuhan dan fitnah, untuk melemahkan barisan kaum Muslim.

Akan tetapi usaha kaum munafik itu gagal dan sia-sia. Hati mereka bertambah susah, sedih dan dengki, sehingga pertimbangan-pertimbangan yang benar dan jujur untuk menilai kebenaran semakin lenyap dari mereka.

Karena itu, sejatinya orang-orang itu sedang menipu dirinya sendiri. Mereka sejatinya bukan menipu Allah, Rasul-Nya dan para mukminin, tetapi mereka menipu diri mereka sendiri. Akibatnya perbuatan mereka itu akan menimpa diri mereka sendiri, hanya saja mereka tidak menyadarinya. Kesadaran merupakan daya jiwa untuk menanggapi sesuatu yang tersembunyi, yang tersirat dari yang nyata atau yang tidak nyata.

Orang-orang munafik sejatinya menderita penyakit dalam jiwanya. Kian hari jiwa mereka pun semakin sakit hingga tak dapat menemukan kebenaran. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat ke-10.

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

Artinya, "Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu dan mereka mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement