REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sholat, ada rukun yaitu duduk di antara dua sujud. Rukun tersebut seringkali dianggap sebagai pelengkap sholat. Padahal posisi itu tidak kalah penting dari rukun yang lain.
Mengutip buku Rahasianya Shalat Orang-Orang Makrifat tulisan Imam Ghazali, duduk di antara dua sujud ini adalah duduk iftirasy, rukun pemisah dua sujud.
Posisinya adalah duduk di atas telapak kaki kiri, kaki kanan tegak dan jari-jarinya dilekatkan (ditekan) ke bumi menghadap ke arah kiblat.
Rukun ini tak boleh disepelekan, sebab di sanalah kita diberi kesempatan untuk berdoa. Jika seorang hamba telah berdiri, memberikan pujian dan sanjungan, lalu memberikan pujian lagi.
Kemudian rukuk mensucikan dan mengagungkan Tuhannya, lalu itidal sembari memberi pujian dan sanjungan kepadaNya.
Disampurnakan dengan sujud yang merupakan sikap tunduk dan pasrah kepadaNya, maka dia tinggal meminta segala kebutuhan serta ampunanNya. Coba kita perhatikan isi doa saat duduk di antara dua sujud:
Rabbighfilii رب اغْفِرلي (ya Allah ampunilah aku). Kita tidak pernah tahu seberapa besar dosa ini. Apakah dosa yang pernah kita lakukan sudah dihapus. Ketika duduk ifirasy itulah kita berkesempatan untuk intropeksi diri, lalu memohon ampunan dari dosa yang mungkin kita lupakan.
Di situ pula kita diharapkan menyadari bahwa kita ini tempatnya salah dan doa. Jika saat duduk kita menyadari dosa dengan sungguh-sungguh, maka dosa sekecil apapun akan kita anggap besar, dan akhirnya kita sungguh memohon ampun kepadaNya.
Warhamnii وَارْحَمْنِى (kasihani-lah aku ya Allah). Kita manusia pada dasarnya hanyalah makhluk lemah.
Jika bukan karena Allah, kita bukanlah apa-apa. Maka tunduk dan memohon rahmatNya adalah cara yang paling tepat.
Ibadah yang kita lakukan, tidak akan pernah cukup untuk menghapus dosa-dosa dan menebus segala kenikmatan yang kita terima. Ibadah itu tidak akan mampu membuka pintu surga.
Jika kita mendapat ampunan, selamat dari siksa neraka dan dimasukkan surga, itu semua berkat rahmat Allah SWT. Maka sudah seharusnya kita selalu memohon rahmatNya.
Wajburnii واجبرني(cukupkan-lah aku ya Allah, tutupi alb hamba ya Allah, tutupi kesalahan-kesalahan hamba ya Allah). Manusia adalah makhluk yang tidak pernah merasa cukup atas nikmat yang diterima dari Tuhan-Nya.
Misalkan dia telah mendapatkan satu gunung emas, tentu masih tetap akan mencari gunung emas yang lain, sebelum mulut dan perutnya ditutup dengan tanah (mati).
Wa'afinii وَعَافِنِى(sehatkan hambamu ini, ya Allah). Kesehatan merupakan salah satu nikmat yang tak ternilai harganya. Ketika seseorang sakit, hartanya menjadi habis untuk biaya pengobatan.
Jika kita mempunyai tubuh sehat, maka akan dapat melakukan berbagai aktivitas. Karena itulah ketika duduk di antara dua sujud, kita diajarkan untuk memohon kesehatan jasmani dan rohani kepada Allah swt.
Wa'fuannii وَاعْفُ عَنِّى (apabila hamba terlalu banyak meminta, maka ampunilah aku wahai Allah). Kita seringkali melakukan kesalahan, namun kurang menyadarinya.
Kita sering memikirkan kesalahan orang lain, sementara kesalahan sendiri terlupa-kan. Kita juga suka meremehkan dosa kecil, karena menganggap Allah Mahapengampun.
Allah memang Mahapengampun, namun itu berlaku ketika kita menyadari kesalahan dan memohon ampunan-Nya. Berkaitan dengan hal itu, maka duduk di antara dua sujud adalah momen yang tepat untuk menghapus kesalahan yang terlupakan.