REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon yang tergabung dalam UNIFIL mengalami insiden pada Kamis (10/10/2024) saat tentara Israel menembaki posko mereka di Ras An-Naqoura. Dua prajurit TNI dikabarkan mengalami luka-luka dalam insiden itu.
UNIFIL lewat peryataannya kemarin menegaskan bahwa, serangan terhadap pasukan perdamaian adalah sebuah "pelanggaran mematikan atas hukum kemanusiaan internasional".
UNIFIL yang terdiri dari 10.000 prajurit dari 50 negara dan terbentuk pada 1978, mengatakan, militer Israel (IDF) 'sengaja' menembaki posko mereka yang terletak di perbatasan Lebanon-Israel. Juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti kepada Al Jazeera mengatakan, bahwa serangan itu sebagai eskalasi yang 'sangat serius'.
Tenenti menjelaskan bahwa Israel sebelumnya telah memaksa pasukan perdamaian PBB untuk bergeser ke titik tertentu di perbatasan, namun "Kami memutuskan untuk bertahan karena penting bagi bendera PBB berkibar di selatan Lebanon."
"Jika situasinya menjadi tidak mungkin bagi UNIFIL untuk beroperasi di selatan Lebanon... Itu akan bergantung pada Dewan Keamanan PBB untuk memutuskan bagaimana ke depannya," kata Tenenti.
Menyusul insiden serangan IDF terhadap posko UNIFIL di Lebanon beberapa negara telah bereaksi. Termasuk dalih Israel yang menembaki posko UNIFIL karena mengklaim adanya militan Hizbullah bersembunyi di sekitar posko itu.
Any deliberate attack on peacekeepers is a grave violation of international humanitarian law and of Security Council resolution 1701.
We are following up with the IDF on these matters.
— UNIFIL (@UNIFIL_) October 10, 2024
Israel
Militer Israel mengatakan, pihaknya mengeluarkan tembakan ke arah UNIFIL setelah sebelumnya menginstruksikan pasukan PBB tetap berada di area terlindungi. Dalam pernyataannya, IDF mengklaim Hizbullah beroperasi di dalam dan dekat area di selatan Lebanon, termasuk di area dekat posko UNIFIL.
"IDF beroperasi di selatan Lebanon dan mempertahankan komunikasi rutin dengan UNIFIL," kata IDF.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan, ia merekomendasikan pasukan perdamaian merelokasi posko sekitar 5 kilometer ke arah utara. "Saat situasi di area Biru masih berfluktuasi akibat dari agresi Hizbullah," ujarnya
Amerika Serikat
Gedung Putih mengaku 'sangat khawatir' atas laporan Israel menembaki posko pasukan perdamaian PBB di selatan Lebanon." Kami memahami Israel melancarkan target operasi di dekat Garis Biru untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah yang bisa digunakan untuk mengancam warga Israel," kata juru bicara AS di PBB.
"Saat mereka melancarkan operasi itu, sangat kritis bahwa mereka tidak mengancam keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian PBB."