Senin 14 Oct 2024 09:17 WIB

Dua Tank IDF Hancurkan Markas UNIFIL Saat Prajurit Tidur

Ini serangan kesekian kalinya IDF ke markas UNIFIL di selatan Lebanon.

Rep: Fitriyan Zamzami/Andri Saubani/ Red: Fitriyan Zamzami
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melihat perbatasan Lebanon-Israel, di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT – Pihak PBB mengatakan tank-tank Israel menerobos gerbang pangkalan pasukan penjaga perdamaian (UNIFIL) di Lebanon selatan setelah tiga peleton tentara Israel juga melintasi Garis Biru. Mereka menyerang saat para prajurit UNIFIL menyerbu pada Senin dini hari.

Pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada pukul 04.30 bahwa dua tank Merkava tentara Israel “menghancurkan” gerbang utama mereka dan “memasuki posisi secara paksa” ketika pasukan penjaga perdamaian sedang tidur. 

Baca Juga

“Tank-tank tersebut berangkat sekitar 45 menit kemudian setelah UNIFIL melakukan protes melalui mekanisme penghubung kami, dengan mengatakan bahwa kehadiran [militer Israel] membahayakan pasukan penjaga perdamaian,” tulis pernyataan itu dilansir Aljazirah.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengatakan bahwa “setiap penargetan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan sama sekali tidak dapat diterima”. 

“Pasukan Sementara PBB di Lebanon [UNIFIL] dan Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB memainkan peran penting dalam menstabilkan kawasan dan harus menjadi bagian dari upaya untuk mengurangi ketegangan. Tindakan Israel melemahkan kemampuan PBB untuk melaksanakan mandatnya, yang mencakup mediasi konflik dan memberikan dukungan kemanusiaan,” tulis Peters di X. 

Komentar tersebut muncul setelah pasukan Israel dituduh menyerang pasukan UNIFIL, setelah tank-tanknya “menghancurkan” sebuah gerbang dan dengan paksa memasuki pos penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan pada Ahad.

Empat puluh negara yang menyumbangkan pasukannya ke UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan bersama yang mendesak penghentian serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian di negara tersebut. 

Hal ini terjadi setelah lima personel UNIFIL terluka akibat dugaan atau konfirmasi serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian internasional sejak Kamis. Pada hari Kamis, dua pasukan penjaga perdamaian Indonesia terluka setelah jatuh dari menara observasi di markas UNIFIL di kota Naqoura, Lebanon selatan, setelah tank-tank Israel menembaki menara tersebut. 

Sean Clancy, kepala staf Angkatan Pertahanan Irlandia di daerah tersebut, mengatakan dia yakin itu “bukan tindakan yang disengaja”. Pada hari Jumat, militer Israel mengakui pasukannya bertanggung jawab atas insiden di Naqoura di mana dua tentara Sri Lanka terluka setelah ditembak. Israel mengatakan tentara di dekat pangkalan itu melepaskan tembakan setelah mengidentifikasi ancaman, dan menambahkan bahwa insiden tersebut akan diselidiki. 

Kementerian Luar Negeri Sri Lanka “mengutuk keras” serangan tersebut. UNIFIL mengatakan seorang penjaga perdamaian terluka dalam insiden terpisah di Naqoura pada hari Jumat di tengah “aktivitas militer yang sedang berlangsung di dekatnya”. Pihaknya mengaku tidak mengetahui asal mula tembakan. Prajurit tersebut “menjalani operasi” untuk mengeluarkan peluru dan “saat ini dalam keadaan stabil”, katanya.

Ancaman Netanyahu...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement