REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Aksi pengeboman udara Rusia yang berlangsung lebih dari 12 jam telah menewaskan sedikitnya empat orang dan melukai sedikitnya 70 orang lainnya di Ukraina.
Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa semua korban jiwa terjadi di ibu kota, Kiev, tempat sebagian besar proyektil diarahkan. Di antara korban termasuk seorang gadis berusia 12 tahun.
"Serangan keji itu menunjukkan bahwa Moskow ingin terus berperang dan membunuh. Kami akan membalas," ujarnya dilansir BBC.
Rentetan serangan yang melibatkan hampir 600 drone dan puluhan rudal yang ditujukan ke tujuh wilayah Ukraina merupakan salah satu yang terberat dalam beberapa bulan terakhir.
Rusia mengatakan mereka menyerang fasilitas militer dan perusahaan industri yang mendukung angkatan bersenjata Ukraina.
Bagi warga Ukraina, pengeboman udara seperti sudah rutin dan berlangsung acak. Serangan biasanya terjadi pada Sabtu malam. Dalam kasus ini, sirene pertama terdengar pada pukul 22.00 GMT (05.00 WIB).
Suara tembakan anti-pesawat diselingi ledakan sesekali—yang diduga berasal dari drone yang berhasil dicegat atau yang mengenai targetnya.
Di Kiev, aplikasi peringatan udara negara itu mendesak warga untuk menuju ke tempat perlindungan dan tetap di sana. Notifikasi selanjutnya memperingatkan adanya ancaman udara yang meningkat ketika ratusan drone menghujani kota.
View this post on Instagram