Selasa 15 Oct 2024 07:28 WIB

Pengamat Ingatkan Operasional Bandara IKN tak Perlu Buru-Buru

Saya melihat, sisi kanan kiri landasan masih berupa pasir tanah liat dan bebatuan.

Pesawat Kepresidenan RI 1 Boeing 737-800 BBJ yang ditumpangi Presiden Jokowi mendarat di Bandara IKN, Kalimantan Timur untuk pertama kalinya.
Foto: Republika.co.id
Pesawat Kepresidenan RI 1 Boeing 737-800 BBJ yang ditumpangi Presiden Jokowi mendarat di Bandara IKN, Kalimantan Timur untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Bambang Haryo Soekartono (BHS) meminta pemerintah untuk tidak terlalu buru-buru dalam menentukan waktu operasional Bandara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur. Pemerintah ingin menjadikan Bandara IKN sebagai bandara komersial skala internasional.

Menurut dia, aspek pemenuhan standardisasi keselamatan dan kenyamanan penerbangan internasional harus dipenuhi terlebih dulu. BHS menilai, terpantau saat ini masih banyak hal yang harus disempurnakan untuk keselamatan penerbangan di Bandara IKN, seperti butiran debu di area landasan pacu hingga wacana menjadi forest airport.

Baca: Maskapai Garuda akan Terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma

"Sebaiknya, seyogianya bandara itu disempurnakan benar-benar faktor keselamatan dan keamanannya. Karena bandara itu nantinya kan bukan hanya untuk masyarakat umum, tapi juga untuk kepentingan presiden, para menteri, dan juga tamu negara," kata BHS di kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Anggota DPR RI periode 2024-2029 tersebut mengingatkan pemerintah untuk lebih mempersiapkan bandara IKN sebaik mungkin. Bukan hanya pada kesiapan sarana dan prasarananya saja, sambung dia, melainkan juga terkait mitigasi jika terjadi bencana.

Baca: Tiga Jet F-16 Lanud Roesmin Nurjadin Diterbangkan ke Jakarta

BHS sangat mengapresiasi langkah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang telah melakukan upaya peningkatan fasilitas untuk memenuhi standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan internasional. Tapi, ia melihat di lapangan masih ada beberapa hal yang harus dibenahi agar Bandara IKN bisa beroperasional secara sempurna.

"Saya hargai upaya untuk memperlebar landasan pacu menjadi 45 meter dan tambahan panjang menjadi 2.500 meter, tetapi saya melihat, sisi kanan kiri landasan masih berupa pasir tanah liat dan bebatuan serta debu yang berpotensi bisa tersedot mesin pesawat, bahkan bisa merusak blade turbin pesawat," ujar BHS.

Jika sampai hal itu terjadi, kata dia, berpotensi bisa mengakibatkan getaran mesin pesawat. Pasalnya, rusaknya baling-baling turbin, berpeluang bisa menyumbat aliran udara yang masuk.

Baca: Danlanal Ranai Ingatkan TNI Harus Adaptif Hadapi Dinamika Global

"Sehingga mengurangi daya dan bahkan lebih buruk lagi, bisa menghilangkan daya dorong pesawat. Ujungnya, akan membahayakan seluruh pihak yang ada dalam pesawat," ucap BHS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement