Kamis 17 Oct 2024 08:29 WIB

BI: Pembiayaan Syariah Tumbuh 11,37 Persen, Dukung Perekonomian Nasional

Sektor keuangan syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa sektor keuangan syariah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam laporan terbaru. Pada September 2024, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11,37 persen (yoy), mencerminkan kontribusi positifnya terhadap perekonomian nasional.

"Dengan fokus pada kebijakan makroprudensial dan dukungan terhadap sektor prioritas, kami berkomitmen untuk memperkuat peran perbankan syariah dalam mendorong inklusi keuangan," ujar Perry dalam konferensi pers RDG di Kompleks BI, Rabu (16/10/2024).

Baca Juga

Bank Indonesia juga mendorong perluasan akses dan penggunaan produk keuangan syariah sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas. Langkah ini diambil untuk mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.

Indonesia dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor keuangan syariah. Meskipun pertumbuhan sektor ini semakin pesat, inklusivitas keuangan syariah masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2024, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia hanya meningkat 30 persen menjadi sekitar 39,11 persen, namun hal ini masih jauh di bawah literasi keuangan konvensional yang mencapai 65,43 persen. Peningkatan yang cukup tinggi dari literasi keuangan syariah ini, namun tidak diimbangi dengan pertumbuhan inklusi keuangan syariah dimana pada tahun 2024 mencapai 12,88 persen cenderung stagnan dari tahun sebelumnya dan jauh lebih rendah dibandingkan indeks inklusi keuangan konvensional yang mencapai 75,02 persen.

Data ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang memahami konsep dan produk keuangan syariah, meskipun mereka berada di negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Dalam perspektif positif, dapat dilihat juga adanya ruang bertumbuh yang cukup besar bagi ekonomi dan keuangan syariah. Kondisi ini menyoroti betapa pentingnya upaya peningkatan literasi keuangan syariah untuk memperluas inklusivitas sektor ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement