REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Markas pasukan penjajahan Israel (IDF) mengekalim telah menewaskan tiga anggota kelompok Hamas dalam penyerangan terkini di Jalur Gaza pada Kamis (17/12024). mereka menyatakan tengah memeriksa bahwa salah satu yang ditewaskan adalah pimpinan Hamas Yahya Sinwar.
Aljazirah melansir, mereka menerima pernyataan dari tentara Israel dan badan intelijen Israel yang mengatakan bahwa mereka telah menargetkan sebuah bangunan dan tiga tokoh Hamas terbunuh. Israel sedang memverifikasi apakah salah satu dari mereka sebenarnya adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Sinwar terpilih sebagai pemimpin gerakan Hamas setelah Israel membunuh Ismail Haniyeh di Iran pada awal tahun. Menurut Aljazirah, sejauh ini belum ada konfirmasi soal kabar tersebut. Pihak Hamas juga belum mengeluarkan pernyataan soal klaim tersebut.
Sumber-sumber militer Israel mengatakan dibutuhkan waktu berjam-jam bagi mereka untuk memastikan apakah pembunuhan tersebut benar-benar berhasil. Namun jika benar, ini akan menjadi pemimpin kedua gerakan Hamas yang terbunuh dalam perang ini.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada media Ibrani bahwa penilaian lembaga keamanan saat ini adalah bahwa ada kemungkinan besar bahwa pejuang yang dibunuh oleh IDF adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Yahya Sinwar yang sebelumnya menjabat sebagai kepala militer Hamas terakhir terekam pada 10 Oktober tahun lalu. Perburuan Sinwar selama hampir setahun telah melibatkan kombinasi teknologi canggih dan kekerasan. Israel telah menunjukkan diri mereka siap melakukan apa pun, termasuk menimbulkan korban sipil yang sangat tinggi, membunuh pemimpin Hamas, dan menghancurkan lingkaran ketat di sekitar Sinwar.
Yahya Sinwar, yang ditunjuk sebagai pemimpin Hamas pada bulan Agustus, disebut mengarahkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023, tanpa merahasiakan keinginannya untuk menyerang Israel, negara yang memenjarakannya selama hampir separuh masa dewasanya. Bagi Sinwar, perjuangan bersenjata tetap menjadi satu-satunya cara untuk memerdekakan Palestina, kata empat pejabat Palestina dan dua sumber dari pemerintah di Timur Tengah.
Sinwar, yang menghabiskan separuh masa dewasanya di penjara-penjara Israel, adalah pemimpin Hamas paling kuat yang masih hidup setelah pembunuhan Ismael Haniyeh, yang telah membuat wilayah tersebut berada di ambang konflik regional yang lebih luas setelah Iran bersumpah akan melakukan pembalasan yang keras.
Dia memulai karirnya sebagai penegak hukum yang memburu kolaborator Israel, sebelum naik ke peran kepemimpinan setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2011 dan kembali ke Gaza.
Tes DNA dilakukan...