Kamis 17 Oct 2024 22:28 WIB

Target Ambisius Prabowo Swasembada Pangan Dalam Empat Tahun, Mentan Angkat Bicara

Pertama fokusnya adalah komoditas beras, kemudian jagung.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh yang diyakini bakal menjadi calon menteri/kepala lembaga negara untuk pemerintahan baru ke depan.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh yang diyakini bakal menjadi calon menteri/kepala lembaga negara untuk pemerintahan baru ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden terpilih, Prabowo Subianto mengatakan Indonesia bisa swasembada pangan dalam empat tahun pertama di pemeritahannya. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman diminta merespon hal itu.

Amran optimistis hal itu dapat terealisasi. Ia mengacu pada apa yang terjadi di masa lalu. "Sangat yakin bisa dicapai, dulu kita swasembada itu tiga tahun. Teman-teman wartawan lihat tuh, kita mendapatkan penghargaan dari FAO (Food and Agriculture Organization)," kata Mentan dalam acara Coffee Morning bersama awak media, di kantornya, di Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Baca Juga

Ia menerangkan, pertama fokusnya ke komoditas beras. Pasalnya beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Kemudian jagung. "Paling utama beras, kalau tidak, bermasalah di negeri ini," ujar Amran.

Beberapa pekan lalu, dalam Prabowo menekankan akan gagasan kemandirian pangan. Swasembada menjadi sesuatu yang sangat vital. Ia menargetkan paling lambat empat tahun setelah 20 Oktober 2024 ia dilantik, target tersebut bisa tercapai.

"Suatu bangsa harus bisa produksi dan memberi makan ke rakyatnya, bangsa mau merdeka tidak boleh bergantung dengan impor pangan. Saya bertekad untuk swasembada pangan," ujar Presiden terpilih dalam acara Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (9/10/2024).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indonesia masih mengimpor beras. Tercatat, volume impor beras sepanjang Januari—September 2024 mencapai 3,23 juta ton. Angkanya mengalami kenaikan hingga 80,68 persen secara kumulatif (c-to-c) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,78 juta ton.

Nilai impor beras sepanjang Januari—September 2024 mencapai 2,01 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Ada peningkatan 105 persen secara kumulatif dibandingkan periode yang sama tahun lalu 980,44 juta dolar AS. Impor beras Indonesia berasal dari Thailand dengan volumenya mencapai 1,14 juta ton, Vietnam 998.040 ton, dan Pakistan sebanyak 463.396 ton.

Data BPS juga menunjukkan fenomena El Nino berdampak pada merosotnya luas panen pada 2024. Di mana, proyeksi penurunan produksi beras ini sejalan dengan proyeksi luas tanah (panen) padi maupun gabah kering giling (GKG) yang mengalami penurunan. Pada tahun ini, produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan hanya mencapai 30,34 juta ton, atau turun 0,76 juta ton dibandingkan tahun lalu.

Alasannya, penurunan produksi beras terjadi pada periode Januari—April (subround I), yaitu sebesar 1,91 juta ton dibandingkan periode yang sama pada 2023. Namun, pada periode Mei—Agustus (subround II) dan periode September—Desember (subround III) produksi beras diperkirakan naik, masing-masing sebesar 0,16 juta ton dan 1 juta ton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement