Ahad 20 Oct 2024 06:49 WIB

Kongres Pemuda, Kenapa Muh Yamin Setuju Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Persatuan?

Pada Kongres Pemuda Indonesia I, Muh Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Ditentanag oleh M Tabrani, mengapa pada Kongres Bahasa Indonesia II Muh Yamin setuju bahasa Indonesia jadi bahasa persatuan?

Rep: oohya! I demi Indonesia/ Red: Partner
.
Foto: network /oohya! I demi Indonesia
.

Muh Yamin bersama PPPI menjemput delegasi dari Bandung di Stasiun Gambir. Di Kongres Pemuda Indonesia II, Muh Yamin mengajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sumber: media muda

Pada mulanya, Muh Yamin mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Tapi usulannya ditentang M Tabrani.

Akibatnya, Kongres Pemuda Indonesia I pada 1926 tidak jadi membacakan ikrar pemuda karena belum ada kesepakatan mengenai bahasa persatuan. Tabrani mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Tapi pada Kongres Pemuda Indonesia II 1928, ikrar pemuda menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Mengapa Muh Yamin yang menyusun ikrar pemuda itu setuju bahasa Indonesia jadi bahasa persatuan?

Saat Kongres Pemuda II, Tabrani tidak ikut lagi, karena sedang melanjutkan studi jurnalistik di Eropa menyusul Adinegoro yang sudah berangkat terlebih dulu. Rancangan ikrar pemuda yang dibuat pada 1926, tak lagi dibahas sebelum dibacakan di Kongres Pemuda II.

Pada Kongres Pemuda I, rancangan ikrar pemuda yang dibuat Yamin itu dibahas di tim kecil sebelum dibawa ke sidang utama. Di tim kecil itu ada Muh Yamin, Adinegoro, Sanusi Pane, dan Tabrani.

Adinegoro mendukung Yamin untuk menjadikan bahasa Melayus ebagai bahasa persatuan. Sanusi Pane mendukung Tabrani untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Tabrani sudah mencetuskan bahasa Indonesia sejak Februari 1926. Oleh karena itu ia merasa perlu mempertahankan argumentasinya, kendati ia dianggap sebagai tukang melamaun oleh Muh Yamin.

Bahasa Indoensia saat itu tidak ada, sehingga bagi Yamin, tak mungkin bahasa yang tidak ada dijadikan sebagai bahasa persatuan. Tapi, menurut Tabrani, bahasa Indonesia perlud iciptaan jika bahasa itu dianggap belum ada.

Kasusnya seperti bangsa Indonesia. Sebelumnya tidak ada bangsa Indonesia, lalu diciptakanlah bangsa Indonesia. Sebelumnya belum ada pula tanah air Indonesia, sehingga diciptalah tanah air Indonesia itu.

Tidak ada kesepakatan dalam penentuan bahasa persatuan di rapat tim kecil panitia Kongres Pemuda I itu. Maka kesepakatan yang dibuat, rancangan ikrar itu agar dibawa ke Kongres Pemuda Indonesia II.


Anggota Komisi Pertimbangan Istilah Sidang Komisi Istilah II (2023) berpose bersama sebelum melakukan sidang. Bahasa Indonesia terus berkembang dan dikembangkan. Mengapa di Kongres Pemuda Indonesia II Muh Yamin setuju bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan? Sumber:-

Pada Kongres Pemuda Indonesia I, Muh Yamin kebagian membawakan materi bahasa, sedangkan di Kongres Pemuda Indonesi II membawakan materi persatuan.

Dalam pemaparannya di Kongres Pemuda I, Yamin menyebut tiga bahasa yang berpotensi sebagai bahasa persatuan, yaitu, Belanda, Jawa, dan Melayu. Tidak menyebut bahasa Indonesia.

Yang ia sebut adalah bahasa-bahasa Indonesia. Yang ia maksudkan adalah berbagai bahasa di Indonesia.

Di Kongres Pemuda Indonesia II, Yamin menyebut bahasa Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Meski ia menyinggung secara singkat, penyebutan sejarah bahasa Indonesia itu menjadi pengakuan bahwa yang layak disebut bahasa persatuan ya bahasa Indonesia.

Maka, dalam rancangan ikrar pemuda yang disampaikan kepada ketua panitia, Sugondo Joyopuspito, pada malam hari terakhir kongres, Yamin sudah mengganti nama bahasa persatuan. Yang tadinya menjunjung bahasa Malayu sebagai bahasa persatuan, sudah diganti dengan menunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Pada pergerakan kemerdekaan tahun itu, penggunaan nama Indonesia memiliki energi yang lebih mendobrak daripada menggunakan nama Melayu. Bahasa Melayu sudah menjadi alat bagi pemerintah kolonial, sehingga semangat perlawanan lebih kena jika menggunakan nama Indonesia.

Menurut Muh Hatta, Belanda sangat benci terhadap nama Indonesia. Pemakaian nama Indonesia dianggap sebagai keinginan memisahkan diri dari Belanda. Nama Indonesia memiliki kandungan yanag tinggi mengenai gagasan kemerdekaan.

Priyantono Oemar

sumber : https://oohya.republika.co.id/posts/482963/kongres-pemuda-kenapa-muh-yamin-setuju-bahasa-indonesia-jadi-bahasa-persatuan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

(QS. An-Nisa' ayat 136)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement