Rabu 23 Oct 2024 05:55 WIB

Salahkan Pemerintah, Eks Petinggi Militer Israel Ini Ungkap 4 Alasan Sudahi Perang Gaza

Israel tak mampu melenyapkan Hamas yang masih kuat

Tentara Israel membawa peti mati Sersan. Kelas Satu Nazar Itkin, yang terbunuh dalam operasi darat Israel melawan militan Hizbullah di Lebanon, saat pemakamannya di Kiryat Ata, Israel, Minggu, 6 Oktober 2024.
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Tentara Israel membawa peti mati Sersan. Kelas Satu Nazar Itkin, yang terbunuh dalam operasi darat Israel melawan militan Hizbullah di Lebanon, saat pemakamannya di Kiryat Ata, Israel, Minggu, 6 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, Giora Eiland, menekankan perlunya menghentikan perang di Jalur Gaza sekarang juga, dan memperingatkan bahwa kelanjutan perang tersebut tidak akan mengubah realitas di sana, dan akan menyebabkan kematian semua tahanan dan pembunuhan lebih banyak tentara.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Israel Yediot Aharonot, Eiland mengatakan bahwa melanjutkan perang selama satu tahun lagi tidak akan membawa pencapaian apa pun bagi Israel, juga tidak akan membawa manfaat strategis apa pun.

Baca Juga

Sementara “korban jiwa di antara tentara Israel dan sandera akan meningkat tanpa adanya perubahan mendasar dalam persamaan konflik.”

Dia mengatakan, “Jika kita terus bertempur di Gaza selama satu tahun lagi, kita tidak akan mengubah kenyataan di sana.

"Jika kita terus bertempur di Gaza selama enam bulan, atau satu tahun, itu tidak akan mengubah realitas di sana. Hanya dua hal yang akan terjadi: Semua tahanan akan mati dan lebih banyak tentara yang terbunuh.”

Meskipun dia menyatakan bahwa ada kemungkinan untuk mencoba memperbaiki ketentuan-ketentuan kesepakatan, terutama yang berkaitan dengan jumlah orang Palestina yang akan dibebaskan untuk setiap tahanan Israel yang masih hidup, dia menekankan bahwa tidak perlu memaksakan hal-hal yang tidak masuk akal, terutama pada poros Philadelphia.

Hal ini mengacu pada posisi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menolak untuk menarik diri dari poros yang berbatasan dengan Mesir ini dalam kesepakatan apapun yang dicapai dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

Dalam artikelnya, Eiland menyampaikan empat alasan yang menurutnya merupakan alasan kuat mengapa perang di Gaza harus segera dihentikan, dengan mempertimbangkan bahwa alasan yang paling penting adalah bahwa kerugian jiwa yang ditimbulkan oleh perang ini lebih besar daripada keuntungan yang bisa didapat.

Dia juga menyoroti perubahan baru dalam masyarakat Israel. "Sebelumnya, masyarakat Israel merasakan kesedihan yang mendalam untuk setiap tentara yang terbunuh dalam pertempuran, tetapi perasaan ini telah berubah menjadi semacam kekejaman dan ketidakpedulian, karena masyarakat tidak lagi menangisi para tentara seperti di masa lalu," katanya.

"Hati kita telah berubah menjadi keras atas kematian tentara, putra-putra terbaik kita, dan tentara tidak hanya terbunuh, tetapi banyak tentara yang menderita luka fisik dan psikologis yang memengaruhi seluruh kehidupan mereka, seperti kehilangan anggota tubuh atau penglihatan, yang benar-benar menghancurkan masa depan mereka."

Jenderal Israel itu juga menunjukkan alasan lain, yaitu tekanan yang sangat besar pada tentara, terutama tentara cadangan, yang menurutnya menderita karena keadaan ekonomi dan keluarga yang kompleks yang membuat kelanjutan perang menjadi beban yang tak tertahankan.

Selain itu, jenderal Israel tersebut percaya bahwa biaya ekonomi dari perang tersebut membuat kelanjutannya tidak layak. Menurut Eiland, sekitar setengah miliar shekel (132,3 juta dolar AS atau kurang lebih Rp 2 miliar) dihabiskan setiap hari dalam pertempuran, yang membebani ekonomi Israel.

Meskipun front Lebanon saat ini menjadi fokus utama, katanya, pengurasan sumber daya di Gaza akan sangat membebani perekonomian dalam waktu dekat.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement