REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Pertahanan Sipil Gaza pada Rabu (23/10/2024), menyatakan pihaknya menghentikan operasi di Gaza utara menyusul penangkapan lima personel mereka oleh pasukan Israel yang juga memburu tiga orang lainnya.
Selain itu, kelompok pertahanan sipil itu menyebutkan juga bahwa satu -satunya mesin pemadam kebakaran di wilayah itu telah dihancurkan, dan menggambarkan situasi itu sebagai "bencana."
"Operasi kami benar-benar berhenti di provinsi Gaza utara, dan situasinya seperti bencana. Warga setempat tidak memiliki layanan kemanusiaan penting saat ini," kata kelompok itu dalam pernyataannya.
Pernyataan kelompok itu juga menyebutkan bahwa "pasukan pendudukan Israel di wilayah Sheikh Zayed menangkap lima personel mereka dan membawanya ke lokasi yang tidak disebutkan."
Sebelumnya, pertahanan sipil Gaza mengatakan pesawat tanpa awak (drone) Israel yang dilengkapi dengan pengeras suara telah memerintahkan anggota pertahanan sipil di daerah Beit Lahia untuk pindah ke lokasi tertentu, yang menurut warga Palestina telah diubah menjadi zona militer di mana orang-orang dari keluarga terlantar ditahan.
Selain itu, kendaraan militer Israel "menjadikan lima truk kami di Gaza utara menjadi sasaran bom, dan membuatnya terbakar".
Kelompok itu juga memastikan kehilangan kontak dengan tiga personel mereka yang terkena serangan drone Israel sebelumnya pada hari itu di Beit Lahia. Nasib mereka masih belum diketahui.
Sebelumnya, tiga personel pertahanan sipil Gaza dilaporkan terluka setelah ditabrak oleh rudal yang ditembakkan drone Israel di Beit Lahia menyusul perintah evakuasi yang dikirim melalui drone quadcopter yang menginstruksikan mereka untuk pindah ke daerah Sheikh Zayed.
Drone quadcopter adalah pesawat tanpa awak (UAV) yang memiliki empat rotor atau baling-baling sebagai penggerak.
Pada 5 Oktober, Israel meluncurkan serangan bom yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jabalia dan daerah sekitarnya di Gaza utara sebelum mengumumkan pada hari berikutnya awal serangan darat yang ditujukan untuk “mencegah Hamas mendapatkan kembali kekuatan di wilayah tersebut.”
Namun, rakyat Palestina berpendapat bahwa Israel berusaha untuk menduduki daerah itu dan menggantikan penghuninya.