Rabu 25 Jun 2025 06:06 WIB

Presiden Iran: Musuh Teroris Memulai Perang, tapi Berakhir dengan Kemenangan Besar Kita

Iran tegaskan komitmen nuklirnya untuk kepentingan damai.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa berakhirnya perang dengan Israel merupakan kemenangan besar bagi bangsa Iran dan menyatakan kesiapannya untuk menyelesaikan sengketa dengan Amerika Serikat sesuai dengan kerangka kerja internasional.

Sementara Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Israel Israel Eyal Zamir mengatakan operasi melawan Iran belum berakhir meskipun gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa (24/6/2025).

Baca Juga

"Hari ini, setelah perlawanan heroik dari bangsa kita yang besar, yang menulis sejarah dengan tekadnya, kita menyaksikan penetapan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi," kata Pezeshkian dalam sebuah pesan tertulis kepada rakyat Iran yang diterbitkan oleh kantor berita resmi, IRNA, dikutip Aljazeera, Rabu (25/6/2025).

"Musuh teroris memulai perang, tetapi akhirnya ditulis oleh kehendak rakyat kita, dan dunia melihat kebesaran negara kita," katanya.

Kesediaan untuk bernegosiasi

Bazeshkian mengatakan kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dalam sebuah panggilan telepon bahwa Teheran siap untuk menyelesaikan perbedaan dengan Amerika Serikat sesuai dengan kerangka kerja internasional, kantor berita negara IRNA melaporkan.

Presiden Iran juga mengadakan pembicaraan telepon dengan mitranya dari Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammed bin Zayed, di mana dia menegaskan bahwa negaranya tidak berusaha untuk mendapatkan senjata nuklir.

"Kami mengharapkan Anda untuk menjelaskan kepada Amerika dalam komunikasi Anda dengan mereka bahwa Republik Islam Iran hanya mengejar hak-hak yang sah," IRNA mengutip pernyataannya.

Dia menambahkan bahwa Iran siap untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kerangka kerja internasional dan melalui meja perundingan.

Sementara itu, seorang juru bicara Kementerian Jalan dan Pembangunan Perkotaan Iran mengatakan bahwa wilayah udara Iran belum dibuka dan tidak ada keputusan yang dibuat terkait hal ini, demikian dilaporkan oleh situs web Klub Jurnalis Muda Iran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement