REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tugas utama Rasulullah Muhammad SAW ialah mengubah umat manusia menjadi insan yang ‘abid, saleh, dan mushlih yakni mampu melakukan perbaikan. Fokus pembinaannya dalam empat hal, yaitu menanamkan akidah, penyucian jiwa, mengajarkan Alquran dan hadis, serta membina keterampilan umat. Lihat Alquran surah al-Jumuah ayat 2.
Artinya, "Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
Beliau shalallahu 'alaihi wasallam telah melakukan tugasnya dengan sempurna sehingga generasi sahabat adalah generasi terbaik. Hal itu sebagaimana disabdakan beliau, “Sebaik-baik abad adalah abad generasiku.’’ (HR al-Bukhari dan Ibnu Hibban). (Lihat QS at- Taubah: 100).
Dalam memperbaiki perilaku bangsa Arab jahiliah, Rasulullah menggunakan beberapa cara mujarab.
Pertama, mengokohkan keimanan dan beribadah kepada Allah SWT. Keimanan ini akan menghasilkan ketenangan jiwa dan bertawakal kepada-Nya merupakan sendi untuk menjadikan hidup dalam kerangka ibadah hanya kepada-Nya. Corak kehidupan Muslim seperti ini dijelaskan dalam Alquran surah al-An’am ayat 162.
Kedua, menanamkan ketakwaan dan memperbanyak zikrullah. Rasul SAW bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun kamu berada." (HR Ahmad dan Turmudzi) Dan beliau menjelaskan bahwa tempat takwa adalah hati (HR Muslim). Ketakwaan akan mengingatkan manusia yang beriman, walau ketika digoda iblis (QS al-A’raf 201).
Bila ketakwaan sudah menguasai hati, akhlak seseorang akan menjadi sangat mulia.
Ketiga, menanamkan keikhlasan dalam semua perbuatan. Allah menegaskan hal ini dalam surah az-Zumar ayat 1 dan al-Bayyinah ayat 5. Beliau juga menyuruh kita agar mewaspadai riya.