REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV — Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yair Netanyahu, menyerang lembaga intelijen Shin Bet dengan tuduhan melakukan kudeta terhadap kekuasaan ayahnya. Yair mengungkap tuduhan tersebut lewat X dengan latar skandal keamanan yang sedang diselidiki di kantor perdana menteri yang juga dituding tengah melakukan genosida di Gaza.
Yair Netanyahu merujuk pada laporan bahwa perdana menteri mengetahui Hamas mengaktifkan kartu SIM Israel sesaat sebelum melancarkan pembantaian pada tanggal 7 Oktober, meskipun Netanyahu bersikeras bahwa dia tidak mengetahuinya.
"Mereka mengarang semuanya. Ini adalah rekayasa untuk menyembunyikan percakapan junta militer pada tanggal 7 Oktober dari publik dan fakta bahwa mereka menyembunyikan pembicaraan ini dari perdana menteri," katanya dalam postingan tersebut seperti dikutip oleh media Israel Ynet News.
קיצר עלילת דם מצוצה מהאצבע וגזלייטינג כדי להסתיר מהציבור מה קרה באותן שיחות של החונטה בלילה של ה7.10 כאשר מידרו את ראש הממשלה. https://t.co/XtByL6VBXn
— Yair Netanyahu(@YairNetanyahu) November 11, 2024
"Shin Bet yang sekarang menangkap dan menyiksa perwira IDF karena fitnah yang tidak masuk akal adalah Shin Bet yang sama yang membebaskan Dr. Mengele dari Gaza - administrator Rumah Sakit Shifa dari tahanan bersama dengan puluhan teroris lainnya, beberapa bulan yang lalu, dengan alasan kurangnya ruang di penjara?"
Ynet melaporkan, Kantor Perdana Menteri sedang diselidiki atas pelanggaran dalam menangani dokumen yang sangat rahasia. Menurut penyelidikan, orang-orang yang dekat dengan perdana menteri membuat salinan dokumen sensitif yang tidak sah dan salah menaruhnya di sekitar arsip. Peristiwa ini terkait dengan kecurigaan bahwa perwira intelijen IDF dan Eli Feldstein membocorkan informasi untuk merusak peluang kesepakatan pembebasan sandera.
Dalam tweet lainnya, Netanyahu muda menuduh jaksa agung, media, dan pengadilan melakukan kudeta terhadap pemerintah yang dipilih secara demokratis. "Ini adalah kudeta terhadap rakyat oleh Shin Bet seolah-olah kita adalah republik pisang Amerika Selatan pada tahun 60-an," katanya.
Dalam cuitan lainnya, ia menulis, "Shin Bet jauh lebih keras terhadap perwira intelijen dan karyawan Kantor Perdana Menteri daripada teroris Hamas," sebagai tanggapan atas laporan yang mengklaim bahwa 20 anggota Hamas telah dibebaskan dari penjara di Israel.
Dalam contoh lainnya, putra perdana menteri membagikan wawancara dengan seorang mantan pejabat yang menuduh bahwa pemimpin Hamas yang terbunuh Yahya Sinwar mungkin merupakan sumber intelijen untuk Shin Bet pada 7 Oktober, dan memberikan informasi palsu bahwa akan ada operasi kecil.
"Ada orang-orang yang sangat berbahaya, monster di penjara Israel. Saya pikir kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang telah menimbulkan banyak kerusakan. Para teroris memimpin negosiasi untuk pembebasan mereka dari penjara, dan semua pertikaian internal dalam masyarakat Israel memberi mereka insentif untuk menaikkan harga pembebasan para sandera."