Selasa 12 Nov 2024 19:38 WIB

Media Israel Ungkap Fakta Netanyahu Tahu Operasi 7 Oktober Tapi Mengabaikannya

Serangan Hamas 7 Oktober 2023 berhasil

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.
Foto: EPA-EFE/GIL COHEN-MAGEN / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri rapat Kabinet di Bible Lands Museum di Yerusalem, 05 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TELAVIV-Sebuah investigasi yang diterbitkan oleh surat kabar Yedioth Ahronoth pada hari Senin mengungkapkan fakta-fakta baru terkait aspek penting dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabat senior di kantornya.

Penyelidikan ini menyangkut kecurigaan bahwa kantornya mengubah protokol (rekaman resmi) yang berkaitan dengan pengetahuannya tentang gerakan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada malam hari tanggal 6 Oktober 2023 sebelum serangan “Banjir Al-Aqsa” ke permukiman Gaza, menurut laporan investigasi yang dipublikasikan oleh Yedioth Ahronoth pada hari Senin.

Baca Juga

Operasi Kartu Telepon

Dikutip dari Aljazeera, Selasa (12/11/2024), investigasi yang diterbitkan oleh jurnalis investigasi Ronen Bergman, yang menulis untuk Yediot Aharonot dan New York Times, menyoroti bagaimana Netanyahu mengabaikan peringatan keamanan tentang gerakan Hamas sebelum serangan 7 Oktober.

Hal ini terungkap melalui apa yang disebut “Operasi Kartu SIM” yang diluncurkan oleh Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet) untuk memantau pergerakan dan komunikasi para operator Hamas.

“Operasi Kartu SIM” dimulai ketika Shin Bet diarahkan untuk memantau penggunaan kartu SIM Israel tertentu yang digunakan oleh brigade pejuang Hamas untuk mengirimkan informasi waktu nyata tentang serangan itu dan mengoordinasikan operasi di antara para pejuangnya di Jalur Gaza.

Menurut investigasi Bergman, sebuah dokumen intelijen tahun 2022 yang dikeluarkan oleh komandan intelijen Komando Selatan menunjukkan bahwa unit-unit “elite” Brigade Qassam, sayap militer Hamas, menggunakan teknologi terenkripsi yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi satu sama lain dan menyiarkan video langsung serangan menggunakan aplikasi seperti “iVideo” yang berbasis paket data Israel.

Menurut dokumen tersebut, intelijen menegaskan bahwa aktivasi ponsel yang terhubung dengan kartu ini mengindikasikan aktivitas luar biasa yang mungkin merupakan persiapan untuk operasi besar.

Namun, dokumen tersebut menekankan bahwa aktivasi perangkat ini tidak selalu merupakan peringatan akhir, karena terkadang diaktifkan untuk tujuan memeriksa perangkat atau memperbarui aplikasi.

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Penyelidikan menunjukkan bahwa pada hari-hari menjelang serangan, dinas intelijen menunjukkan peningkatan sinyal penggunaan kartu SIM di beberapa unit Hamas, terutama di wilayah Khan Younis dan Jalur Gaza utara.

Pada malam 6 Oktober 2023, sinyal-sinyal ini mulai meningkat secara dramatis, dan laporan terperinci dikirim ke pejabat senior militer, termasuk kantor Kepala Staf IDF Herzi Halevi.

Menurut laporan tersebut, salah satu laporan menyatakan, “Selama dua hari terakhir, aktivasi telepon yang tidak biasa yang terhubung ke kartu SIM di berbagai unit Hamas telah diamati. Sinyal-sinyal ini dapat mengindikasikan bahwa Hamas sedang bersiap untuk melakukan operasi darurat atau ofensif.”

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement