Sabtu 16 Nov 2024 08:57 WIB

Grant Thornton Ungkap Peran Perusahaan Mid-Market dalam Ekosistem Bisnis Berkelanjutan

Keberlanjutan kini menjadi kebutuhan mutlak bagi perusahaan sektor mid-market.

Grant Thornton Indonesia
Foto: dokpri
Grant Thornton Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah meningkatnya kesadaran global tentang pentingnya keberlanjutan, banyak perhatian tertuju pada perusahaan-perusahaan besar dunia karena kewajiban mereka dalam pelaporan dan transparansi. Namun, peran perusahaan-perusahaan sektor mid-market yang merupakan kekuatan pendorong ekonomi global  seringkali terabaikan. Padahal, perusahaan-perusahaan ini memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

Keberlanjutan kini menjadi kebutuhan mutlak bagi perusahaan sektor mid-market. Mereka tertekan oleh persaingan pasar, permintaan klien, dan tekanan dari investor, sementara pada saat yang sama, harus memenuhi regulasi dan standar yang semakin ketat. Namun, bagi banyak perusahaan, ini adalah area baru yang belum memiliki peta jalan atau panduan yang jelas.

Perusahaan-perusahaan sektor mid-market memainkan peran vital dalam rantai pasokan global, menghubungkan dan melayani organisasi serta klien di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya keberlanjutan di sektor ini, mereka akan membantu perusahaan besar mematuhi persyaratan rantai pasokan serta memberikan contoh dan membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan kecil. Sektor mid-market menjadi kunci keberlanjutan ekosistem global, agar dapat menjalankan peran ini secara maksimal, sektor mid-market memerlukan panduan, dukungan, dan lingkungan bisnis yang memungkinkan mereka berkembang.

"Perusahaan-perusahaan sektor mid-market adalah tulang punggung perekonomian Indonesia dan global. Dengan keberlanjutan yang semakin menjadi fokus utama, kami di Grant Thornton Indonesia berkomitmen untuk membantu perusahaan-perusahaan ini memahami tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada dalam perjalanan mereka menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Tax and Transfer Pricing Director di Grant Thornton Indonesia, Anugrah Fitrah Ramadhan, dalam siaran pers, Sabtu (16/11/2024).

"Keberlanjutan bukan hanya tentang memenuhi regulasi, tetapi juga tentang menciptakan nilai jangka panjang bagi bisnis, klien, dan masyarakat secara keseluruhan. Kami percaya bahwa dengan bimbingan yang tepat, perusahaan mid-market dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang signifikan," katanya.

Indonesia telah mulai menerapkan beberapa inisiatif pajak hijau, meskipun pajak karbon masih dalam tahap pengembangan. Pajak karbon direncanakan akan diterapkan pada tahun 2026, sejalan dengan standar internasional dan sebagai respons terhadap Mekanisme Penyesuaian Karbon Perbatasan (CBAM) Uni Eropa.

Komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan tercermin dalam kerangka hukum nasional, termasuk UUD 1945 Pasal 33 yang menekankan kegiatan ekonomi berkelanjutan sambil memastikan lingkungan yang sehat, serta UU Nomor 32 Tahun 2009 yang fokus pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan.

Anugrah Fitrah melanjutkan, memiliki komitmen kuat dalam mencapai keberlanjutan, sebagaimana tercermin dalam kerangka hukum nasional. Pengenalan pajak karbon di Indonesia dapat mendorong transformasi industri menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. "Grant Thornton merekomendasikan perusahaan mid-market beberapa hal berikut untuk mendukung upaya dalam menyambut masa depan berkelanjutan," katanya.

Pertama, segera ambil langkah untuk memenuhi persyaratan pelaporan. Regulasi yang semakin kompleks mendorong pentingnya langkah-langkah keberlanjutan yang lebih cepat diambil. "Menunda-nunda pelaksanaan langkah keberlanjutan hanya akan meningkatkan biaya dan tantangan yang dihadapi perusahaan. Dengan memulai lebih awal, perusahaan dapat membangun pengetahuan dan proses yang diperlukan untuk mempermudah transisi dan mengurangi tantangan implementasi," katanya

Kedua, keberlanjutan sebagai keunggulan kompetitif. Perusahaan yang berhasil dalam menerapkan keberlanjutan dapat memperoleh keuntungan kompetitif yang signifikan. Dengan memperkuat reputasi brand dan menarik investasi, perusahaan akan lebih mampu menarik dan mempertahankan pelanggan, serta membuka peluang baru di pasar yang semakin mengutamakan praktik bisnis berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.

Ketiga, tantangan dalam menyelaraskan dengan regulasi yang cepat berubah. Banyak perusahaan sektor mid-market menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan regulasi yang berkembang dengan cepat. Namun, dengan bimbingan dari konsultan yang berpengalaman, perusahaan dapat lebih mudah memahami dan menavigasi tantangan ini. Pendekatan yang tepat akan membantu menyederhanakan proses dan mempercepat perjalanan mereka menuju keberlanjutan.

Empat, kerja sama dngan perusahaan besar di rantai pasokan. Perusahaan besar yang sudah berpengalaman dalam menangani regulasi keberlanjutan perlu bekerja sama dengan mitra-mitra mereka di sektor mid-market untuk membantu mereka menavigasi tantangan regulasi. Kolaborasi ini akan memperkuat rantai pasokan yang berkelanjutan, mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan efek rumah kaca, dan meningkatkan efisiensi serta reputasi bagi semua pihak yang terlibat.

Terakhir, keberlanjutan adalah proses jangka panjang. Proses menuju keberlanjutan bukanlah sesuatu yang instan. Dibutuhkan waktu dan penyesuaian terus-menerus untuk menyempurnakan strategi dan pelaporan. "Langkah pertama yang diambil, baik itu melakukan asesmen keberlanjutan atau memulai dengan inisiatif kecil, sangat penting untuk membangun fondasi bagi perbaikan yang berkelanjutan," katanya.

Perusahaan sektor mid-market merupakan penggerak utama baik dalam perekonomian global maupun di Indonesia, serta memiliki peran krusial dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang memadai, perusahaan-perusahaan ini dapat mencapai keberlanjutan yang tidak hanya memberi keuntungan bagi mereka, tetapi juga bagi ekosistem bisnis secara keseluruhan. Sektor mid-market yang berkelanjutan adalah kunci bagi keberhasilan ekonomi global di masa depan.

“Kami di Grant Thornton Indonesia sangat percaya bahwa keberlanjutan adalah jalan menuju masa depan yang lebih baik, tidak hanya bagi bisnis, tetapi juga untuk masyarakat dan lingkungan. Kami berkomitmen untuk terus mendukung sektor mid-market dalam perjalanan mereka menuju keberlanjutan, agar mereka dapat menciptakan dampak positif yang lebih besar," kata Anugrah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement