Senin 29 Sep 2025 14:09 WIB

Kota Semarang Dibekap Suhu dan Hawa Panas Hingga 36 Derajat, Ini Penjelasan BMKG

Suhu di akhir September hingga awal Oktober diperkirakan 36-38 derajat celcius.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Cuaca panas (ilustrasi). Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalami hawa panas dalam beberapa pekan terakhir.
Foto: www.freepik.com
Cuaca panas (ilustrasi). Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalami hawa panas dalam beberapa pekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Cuaca terik menyengat dan hawa panas membekap Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), selama beberapa hari terakhir. Pekan lalu, suhu sempat tercatat mencapai 36 derajat celcius. 

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Harits Syahid Hakim, mengungkapkan, cuaca terik dan hawa panas yang melanda Kota Semarang selama beberapa hari terakhir disebabkan fenomena gerak semu matahari. "Gerak semu matahari ini merupakan pergeseran atau pergerakan matahari. Saat ini posisi matahari itu sedang berada di khatulistiwa atau biasa kami sebut di ekuator atau tengah-tengah Indonesia," ucapnya ketika dihubungi, Senin (29/9/2025). 

 

Dia menjelaskan, matahari bergerak dan diprediksi berada di selatan bumi pada 22 Oktober 2025. "Mungkin saat ini sampai akhir bulan atau awal Oktober, posisinya (matahari) sudah di wilayah kita di Pulau Jawa, atau lebih khususnya Kota Semarang ataupun Jawa Tengah," ujar Harits. 

 

Menurut Harits, secara historis, cuaca di Kota Semarang pada awal hingga pekan kedua Oktober memang cenderung lebih panas dibandingkan bulan-bulan lain. "Memang di bulan Oktober suhu akan lebih tinggi. Dari pencatatan kami secara historis, pada Oktober 2015 itu pernah sampai 39,5 derajat celcius," ungkapnya.

 

Namun Harits memperkirakan, suhu Kota Semarang pada akhir September hingga awal Oktober tahun ini tidak akan setinggi seperti 2015. "Mungkin diperkirakan antara 36 sampai 38 derajat celcius," ucapnya. 

 

Selama posisi matahari di ekuator, Harits mengimbau masyarakat Kota Semarang yang beraktivitas di luar ruangan untuk tetap terhidrasi. Selain itu, dia pun menganjurkan agar warga mengenakan losion pelindung sinar matahari. Menurut Harits, memasuki November, suhu cuaca akan menurun dan tidak akan seterik saat Oktober.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement