Senin 18 Nov 2024 16:37 WIB

Pengamat Nilai Suku Bunga BI Bakal Turun Satu Kali di Pengujung 2024, tapi....

BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
seorang pengunjung memindai QRIS (ilustrasi). Pengamat menilai masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga.
Foto: Republika/Prayogi
seorang pengunjung memindai QRIS (ilustrasi). Pengamat menilai masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pengamat memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan dipangkas satu kali di pengujung 2024. Hal itu seiring dengan ekspektasi angka inflasi yang masih berada di angka sasaran BI sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025. 

“Tahun 2024 kecenderungan inflasi akan tertata dengan baik di bawah 2 persen, tahun depan akan mengalami peningkatan sedikit rasanya di bawah 3 persen. Kalau dengan inflasi 2—3 persen baik tahun ini maupun tahun depan sebetulnya BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga,” kata CEO PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi dalam acara Wealth Wisdom 2024 Bank Permata di kawasan Jakarta Pusat, Senin (18/11/2024). 

Baca Juga

Lilis menerangkan, suku bunga BI pada Desember 2023 lalu berada di level 6 persen, kemudian pada tahun ini sempat naik satu kali menjadi 6,25 persen. Namun pada September 2024 dipangkas oleh BI menjadi kembali ke level 6 persen.

Sehingga menurut analisisnya, jika berbicara tentang inflasi pada 2024 berada pada level 2 persen, dan pada 2025 naik ke 3 persen misalnya, suku bunga yang masih di 6 persen dianggap masih ada ruang untuk BI menurunkannya. Namun, masalahnya, lanjut Lilis, dinamika pergerakan suku bunga AS sangat memberi pengaruh, sehingga BI perlu lebih hati-hati. 

Sebagaimana diketahui, suku bunga AS berada di level 4,75 persen yang mana sebelum Donald Trump memenangkan Pilpres 2024, indikasi suku bunga The Fed akan terus dipangkas menuju tutup 2024 dan menyambung ke 2025 diperkirakan masih di angka 100—150 atau 1—1,5 bps. 

Pada tahun ini, The Fed telah memangkas suku bunga 0,75 persen. Sehingga menurutnya masih ada ruang penurunan yang cukup banyak. Tetapi, begitu Trump memenangkan pemilu, pandangan itu semuanya bergeser, karena diantara adanya pelebaran defisit dan pajak yang akan diturunkan, serta border yang akan dibuat menjadi lebih dijaga.

“Semua arahnya membuat dolar menjadi kuat dan inflasi di AS meningkat. Atas dasar itu,, kecenderungannya suku bunga The Fed tidak akan bisa dipangkas sebanyak rencana awal,” ujar Lilis. 

Lebih lanjut, ia memandang, ruang untuk penurunan suku bunga Fed kemungkinan tinggal separuhnya dari yang sebelumnya diperkirakan, yakni sekitar 0,5—0,75 persen, dari sekarang sampai kemungkinan pertengahan 2025. Sehingga ketika bicara suku bunga The Fed saat ini di angka 4,75 persen, diprediksi pada akhirnya akan sampai juga pada angka 4—4,25 persen. 

“Kalau suku bunga Fed dari pandangan kami akan diturunkan 0,5—0,75 persen dari sekarang sampai akhir tahun depan kira-kira, BI akan menurunkan berapa banyak? Kalau hanya melihat inflasi Indonesia saja, BI masih punya cukup ruang untuk matching-in dengan Fed, tapi kita negara berkembang yang mata uangnya sangat volatile terhadap apapun kebijakan yang memengaruhi kekuatan atau pelemahan dari mata uang dolar,” jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement