Rabu 20 Nov 2024 18:35 WIB

Waspada, Indonesia Dilanda Cuaca Ekstrem Sampai 25 November

Kondisi ini diperkuat adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).

Pengendara menerobos hujan lebat yang mengguyur di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (27/1/2024). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini cuaca buruk di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Disebutkan bahwa warga di wilayah Jakarta Pusat dan Kepulaan Seribu diminta mewaspadai cuaca ekstrim hujan disertai kilat atau petir pada dini hari. Hal serupa juga diperkirakan akan terjadi di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada sore harinya. Hujan ringan dan sedang serta berawan baik tebal diperkirakan akan memayungi wilayah-wilayah itu sepanjang Sabtu.
Foto: Republika/Prayogi
Pengendara menerobos hujan lebat yang mengguyur di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (27/1/2024). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini cuaca buruk di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Disebutkan bahwa warga di wilayah Jakarta Pusat dan Kepulaan Seribu diminta mewaspadai cuaca ekstrim hujan disertai kilat atau petir pada dini hari. Hal serupa juga diperkirakan akan terjadi di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada sore harinya. Hujan ringan dan sedang serta berawan baik tebal diperkirakan akan memayungi wilayah-wilayah itu sepanjang Sabtu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai petir dan angin kencang sampai dengan 25 November. Berdasarkan analisa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika kondisi ini diperkuat adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO).

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Rabu (20/11/2024), mengidentifikasi adanya keberadaan MJO pergerakan awan dari Samudera Hindia mulai masuk ke wilayah Indonesia dari sebelah barat, pada Selasa 19 November 2024.

Baca Juga

BMKG memprediksi pergerakan aktivitas konveksi MJO tersebut sampai 25 November dapat memicu hujan lebat disertai petir di wilayah Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, dan Lampung bagian barat, Banten, Jabodetabek, Jakarta bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, D.I Yogyakarta, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.

Menurut dia, wilayah-wilayah tersebut di antaranya merupakan bagian dari 65 persen zona musim di Indonesia yang sudah memasuki musim penghujan. Hal ini sebagaimana yang telah diprakirakan oleh BMKG sebelumnya di mana puncak musim hujan akan jatuh pada Januari-Februari 2025 dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah.

Keberadaan MJO yang saling berimplikasi dengan berbagai fenomena atmosfer di wilayah barat Samudera Hindia masuk ke Indonesia inilah yang, kata dia, mempengaruhi terjadinya penguatan potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras dan sebagainya itu.

BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca dan dapat bersinergi dengan pemerintah daerah setempat sehingga mampu mengurangi atau terhindar dari dampak risiko bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Adapun sebagaimana pedoman yang diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diketahui masyarakat yang tinggal di lereng tebing, bantaran sungai ataupun tanggul pembatas sungai agar mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga lebih dari satu jam dengan jarak pandang kurang dari 100 meter.  

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement