Rabu 20 Nov 2024 10:37 WIB

Islam di Inggris Semakin Berkembang Pesat Sementara Kristen Mulai Ditinggalkan Pemeluknya

Islam di Inggris mulai berkembang pesat

Muslim Inggris menunaikan shalat Jumat. Islam berkembang sangat pesat di negara Ratu Elizabeth tersebut.
Foto: Daily Mail
Muslim Inggris menunaikan shalat Jumat. Islam berkembang sangat pesat di negara Ratu Elizabeth tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON—Sebuah jajak pendapat YouGov terbaru mengungkapkan bahwa Gereja Inggris sebagian besar tidak relevan bagi warga Inggris, sementara separuh penduduk percaya bahwa Gereja Inggris harus dibubarkan dari negara.

Jajak pendapat ini dilakukan di tengah skandal pelecehan anak dan peningkatan pesat ateisme dan identitas sekuler di Inggris.

Baca Juga

Hal ini terjadi ketika agama-agama lain, terutama Islam yang merupakan agama terbesar dan paling cepat berkembang di dunia, terus mengalami pertumbuhan yang sehat di Inggris dan Wales.

Dilansir dari 5Pillar, Rabu (20/11/2024), jajak pendapat YouGov baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan nasionalis Inggris yang dilanda kepanikan terhadap masa depan CofE, di mana kehadiran reguler telah menurun drastis selama beberapa dekade.

Survei ini dilakukan sebelum kehebohan yang terjadi baru-baru ini atas penutupan Gereja terhadap skandal pelecehan anak oleh John Smyth, yang memaksa pengunduran diri Uskup Agung Canterbury Justin Welby pekan lalu.

Penelitian ini menemukan bahwa 39 persen publik memiliki opini yang tidak baik terhadap Gereja, dengan hanya 32 persen yang memiliki pandangan yang baik.

Hanya satu persen dari mereka yang ditanyai mengatakan bahwa Gereja memiliki "pengaruh yang besar" terhadap cara hidup sebagian besar orang di Inggris.

Sebanyak 12 persen mengatakan bahwa Gereja memiliki "pengaruh yang cukup besar" dan 53 persen mengatakan bahwa Gereja "tidak terlalu berpengaruh".

BACA JUGA: Israel, Negara Yahudi Terakhir dan 7 Indikator Kehancurannya di Depan Mata

Seperlima - 20 persen - dari 2.177 orang dewasa yang ditanyai mengatakan bahwa Gereja tidak memiliki pengaruh sama sekali.

Bangku kosong

Jumlah jemaat yang hadir di kebaktian Minggu CofE terus menurun setiap tahun selama beberapa dekade bahkan sebelum gereja-gereja ditutup selama pandemi Covid.

Angka-angka tersebut tampak pulih ketika gereja dibuka kembali setelah lockdown, tetapi angka-angka untuk 2023 menunjukkan 170 ribu lebih sedikit jemaat setiap minggu dibandingkan dengan 2019, turun dari 854 ribu menjadi 68 ribu.

Jajak pendapat YouGov juga menanyakan apakah Gereja harus dibubarkan dari negara dan tidak lagi menjadi "agama resmi" Inggris.

photo
Masjid-e-Taqwa yang berlokasi di Pleckgate Road, Blackburn, Inggris akhirnya membuka pintu untuk sholat berjamaah pertamanya. Bangunan yang dulunya merupakan Gereja St Chad berusia 150 tahun ini telah mengalami renovasi besar-besaran. - (lancashire telegraph)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement