Rabu 20 Nov 2024 19:30 WIB

KTT G20, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Transisi Energi

Indonesia berperan signifikan dalam menjaga keseimbangan iklim global.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Presiden Prabowo Subianto menghadiri sesi ketiga KTT G20 di Brasil, Selasa (20/11/2024)
Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Prabowo Subianto menghadiri sesi ketiga KTT G20 di Brasil, Selasa (20/11/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk mengatasi tantangan kemiskinan, kelaparan, dan perubahan iklim, serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan transisi energi hijau. Prabowo mendesak G20 untuk menghasilkan tindakan untuk mendorong pencapaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Kemarin kita telah membahas masalah kemiskinan dan kelaparan. Kita semua memiliki komitmen yang kuat untuk mengatasi masalah tersebut. Tantangan tersebut memang memengaruhi negara-negara berkembang, pembangunan berkelanjutan mereka, dan agenda transisi energi mereka. G20 harus menghasilkan tindakan nyata untuk membantu mencapai SDGs,” kata Prabowo di sesi pertemuan 20 perekonomian terbesar di dunia (G20) di Brasil, Selasa (19/11/2024).

Dalam siaran pers Sekretaris Kabinet, Rabu (20/11/2024), sesi tersebut mengangkat tema "Sustainable Development and Energy Transition." Prabowo menegaskan pentingnya tindakan kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Prabowo menjelaskan Indonesia merasakan dampak langsung perubahan iklim, termasuk kenaikan permukaan laut di pesisir utara Jawa yang berdampak pada ratusan ribu hektare lahan produktif. “Ini akan memperburuk kemiskinan dan kelaparan. Oleh karena itu, bagi Indonesia tidak ada alternatif lain. Kami berkomitmen penuh untuk mengambil langkah-langkah besar guna mengurangi suhu iklim untuk menyelamatkan lingkungan dan mengatasi situasi tersebut,” tegasnya.

Dalam upaya transisi energi hijau, Prabowo menyampaikan visi besar Indonesia untuk mencapai nol-emisi sebelum tahun 2050 melalui sejumlah upaya, seperti peningkatan penggunaan biodiesel dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke energi baru terbarukan.

“Kami juga memiliki sumber daya panas bumi yang luar biasa, dan kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan. Kami berencana untuk membangun lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan dalam 15 tahun ke depan,” kata Prabowo.

Sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terluas di dunia, Prabowo menyampaikan Indonesia berperan signifikan dalam menjaga keseimbangan iklim global. Prabowo menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan untuk mengimbangi peran hutan kita dalam menjaga suhu global.

“Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan prospek 557 juta ton kredit karbon Indonesia. Kita juga memiliki kapasitas penyimpanan karbon terbesar, dan kita tawarkan ini kepada dunia,” ujarnya.

Prabowo juga mengumumkan Indonesia akan mendukung upaya internasional dengan komitmen pendanaan sebesar 30 juta dolar AS untuk menjembatani kesenjangan pendanaan pada kegiatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Kami berharap ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia, sebagaimana yang diupayakan oleh PBB,” kata Prabowo. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement