REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Zaytuna di Tunisia adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di dunia. Berdiri sejak tahun 731 M di Tunis, awalnya kompleks perguruan tinggi ini adalah sebuah tempat ibadah, yakni Masjid Agung Zaytuna.
Dalam perkembangan kemudian, Universitas Zaytuna memainkan peran penting dalam penyebaran Mazhab Maliki di Afrika Utara. Terus bertahan melalui masa kolonialisme Prancis, kampus ini menjadi pusat pergerakan nasionalis Tunisia yang giat memperjuangkan kemerdekaan.
Sosok penggagas Universitas Zaytuna adalah Ahmad bin Abu Diyaf bin Abu Dinar. Inisiasi ini dilakukannya dengan restu Hasan bin an-Nu'man, sang penakluk Kartago. Sumber lain menyebutkan, Ubaidillah bin al-Habhab atau khalifah dari Bani Umayyah, Hisyam bin Abdul Malik, adalah pemrakarsanya.
Pendirian Zaytuna pada awalnya lantaran ketiadaan masjid raya di Tunis pada waktu itu pascapenaklukan Kartago. Sejak abad ke-13, Tunisia telah menjadi wilayah penting bagi peradaban Islam di pesisir Laut Tengah atau Afrika Utara.
Di bawah kekuasaan Khalifah Hafsid, Masjid Zaytuna berkembang bukan hanya sebagai rumah ibadah, melainkan terutama kompleks intelektual. Hal ini ditunjang dengan kelengkapan fasilitas keilmuannya. Khususnya, perpustakaan Zaytuna yang pada waktu itu termasuk yang paling megah di Barat.
Jumlah koleksinya mencapai 10 ribuan buku, termasuk beberapa manuskrip langka, tentang pelbagai bidang kajian. Mulai dari sains, tata bahasa, logika, kaidah penelitian ilmiah, kosmologi, geometri, dan kursus.