Sabtu 27 Sep 2025 17:01 WIB

8 Kebohongan Berbahaya Netanyahu yang Diulang-ulang dan Kritik Tajam Perlawanan Gaza

Netanyahu menyebarkan kebohongan-kebohongan dalam pidatonya di PBB.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di sesi ke-80 Majelis Umum PBB, Jumat, 26 September 2025.
Foto: AP Photo/Richard Drew
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di sesi ke-80 Majelis Umum PBB, Jumat, 26 September 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Komite Perlawanan Palestina dan Kantor Informasi Pemerintah (GIO) mengkritik pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hadapan Majelis Umum PBB.

"Netanyahu memaksa delegasinya untuk bertepuk tangan dan bersiul adalah tindakan paranoid," kata Taher al-Nunu, penasihat media Kepala Biro politik Hamas, dikutip Aljazeera, Sabtu (27/9/2025).

Baca Juga

Dia menegaskan bahwa memboikot pidato Netanyahu merupakan wujud dari isolasi Israel dan hasil dari perang genosida yang dilakukannya.

"Tempat Netanyahu yang sebenarnya adalah di penjara sebagai penjahat perang, bukan di PBB," kata Nunu. "Menghentikan perang dan menghukum entitas tersebut adalah sikap moral dan kemanusiaan yang diperlukan oleh para pemimpin dunia," kata dia menambahkn.

Dalam pernyataannya kepada Al-Aqsa TV, dia menekankan negara Palestina akan didirikan oleh kehendak Palestina, Arab, dan internasional, terlepas dari hidung Netanyahu.

Kebohongan yang berulang

Hamas mengkritik diizinkannya Netanyahu berbicara di PBB dan menyatakan bahwa ironis bahwa seorang penjahat perang yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional diizinkan untuk memberikan ceramah di PBB tentang keadilan, kemanusiaan dan hak asasi manusia.

"Kebohongannya yang berulang-ulang dan penyangkalan terang-terangan atas kejahatan genosida, pemindahan paksa, dan kelaparan... tidak akan mengubah fakta-fakta yang telah didokumentasikan oleh PBB dan laporan internasional," kata gerakan tersebut dalam sebuah pernyataan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement