Senin 02 Dec 2024 14:53 WIB

Prancis: Israel 52 Kali Langgar Gencatan Senjata di Lebanon

Prancis mengkhawatirkan gencatan senjata tak akan bertahan lama.

Tentara Israel melewati daerah dekat perbatasan Israel-Lebanon Rabu, 27 November 2024.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel melewati daerah dekat perbatasan Israel-Lebanon Rabu, 27 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Prancis dilaporkan mencatat sebanyak 52 dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel yang mengakibatkan kematian tiga warga sipil Lebanon. Prancis mengkhawatirkan ini menandai runtuhnya perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani pekan lalu untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah.

Pemerintah Prancis juga mencatat penerbangan kembali penerbangan drone Israel di ketinggian rendah di Beirut. Media Israel YNet mengutip para pejabat Perancis, Israel bertindak melawan dugaan pelanggaran Hizbullah tanpa berkonsultasi dengan komite internasional yang bertugas memantau kepatuhan berdasarkan perjanjian tersebut. 

Baca Juga

Paris dilaporkan sedang melakukan kontak dengan Kepala Staf Angkatan Darat Lebanon Joseph Aoun dan Perdana Menteri Najib Mikati untuk mengatasi situasi ini. “Pihak Lebanon berkomitmen penuh untuk mempertahankan gencatan senjata dan mencegah Hizbullah membangun kembali kehadirannya di Lebanon selatan, namun mereka harus diberi waktu untuk membuktikan diri,” kata seorang pejabat Prancis.

Para pejabat Israel membela tindakan mereka, mengklaim bahwa komite pemantau internasional tidak akan beroperasi penuh sebelum Senin atau Selasa. Sampai saat itu tiba, kata mereka, Israel akan terus merespons dengan tegas setiap pelanggaran perbatasan.

“Setiap pelanggaran akan ditanggapi dengan penegakan hukum yang signifikan, seperti yang terjadi sejauh ini,” tambah seorang pejabat senior Israel.

photo
KOnflik Israel-Hizbullah dalam Angka - (Republika)

IDF masih dikerahkan di sebagian besar wilayah selatan Lebanon, dan mereka memiliki waktu hingga akhir Januari untuk menarik diri dari Lebanon. Ini berdasarkan perjanjian gencatan senjata 60 hari yang dicapai pekan lalu yang berupaya mengakhiri pertempuran selama lebih dari satu tahun.

Pada Ahad pagi, jet-jet Israel melancarkan serangan udara di desa Yaroun di perbatasan selatan Lebanon, sementara pasukan menembaki kota-kota dan desa-desa perbatasan lainnya yang masih berada di bawah kendali Israel, menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon. Baik militer maupun Hizbullah tidak mengomentari insiden tersebut.

Dalam insiden lain yang menurut IDF terjadi pada Ahad malam sebelumnya, tentara Brigade Pasukan Terjun Payung melihat sekelompok orang yang mereka tuding sebagai pejuang Hizbullah di dekat sebuah gereja di Lebanon selatan. Pasukan terjun payung melepaskan tembakan ke arah rombongan itu dan membunuh mereka, kata IDF.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa Israel “dengan tegas menegakkan perjanjian gencatan senjata, dan setiap pelanggaran akan segera ditanggapi dengan reaksi keras dari IDF.” Ia berjanji hal ini akan terus berlanjut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement