Senin 09 Dec 2024 06:00 WIB

Kata PBB tentang Kejatuhan Rezim Bashar Assad di Suriah

Bashar Assad jatuh setelah kelompok perlawanan beraksi selama sepekan.

 Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: EPA-EFE/VLADIMIR GERDO/SPUTNIK/KREMLIN
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Utusan PBB untuk Suriah Geir Pedersen menyebut jatuhnya rezim Bashar al-Assad sebagai momentum penting dalam sejarah Suriah, setelah hampir 14 tahun rakyat negara itu mengalami "penderitaan yang tak henti-hentinya dan kehilangan yang tak terkatakan."

"Babak gelap ini telah meninggalkan luka yang dalam, tetapi hari ini kita menantikan dengan harapan untuk dibukanya babak baru—babak perdamaian, rekonsiliasi, martabat, dan inklusi bagi semua warga Suriah," kata Pedersen dalam sebuah pernyataan, Ahad (8/12/2024).

Baca Juga

"Bagi mereka yang mengungsi, momentum ini memperbarui visi untuk kembali ke rumah mereka yang pernah hilang. Bagi keluarga yang terpisah oleh perang, ini merupakan awal dari reuni yang membawa harapan," katanya, menambahkan.

"Bagi mereka yang ditahan secara tidak adil, dan keluarga-keluarga dari mereka yang ditahan dan hilang, dibukanya pintu penjara mengingatkan kita akan jangkauan keadilan pada akhirnya." Assad melarikan diri dari Suriah ke lokasi yang tidak diketahui setelah kelompok anti-rezim menguasai Ibu Kota Damaskus, Minggu dini hari.

Peristiwa ini menandai runtuhnya rezim Partai Baath, yang telah memerintah Suriah sejak 1963. Jatuhnya rezim Assad terjadi hampir sepekan setelah kelompok anti-rezim menguasai Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Pedersen mengakui bahwa meskipun masih ada tantangan besar ke depannya, tetapi momentum ini penting untuk menyambut pembaruan di Suriah. "Ketahanan rakyat Suriah menawarkan jalan menuju Suriah yang bersatu dan damai," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement