Sabtu 01 Feb 2025 14:59 WIB

Jenderal Antek Assad Pembunuh Anak Diseret Rakyat Suriah untuk Dihukum

Rakyat Suriah memburu antek Bashar Assad ke seluruh wilayah.

Atef Najib, jenderal pengikut Bashar Assad
Foto: Tangkapan layar
Atef Najib, jenderal pengikut Bashar Assad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang melakukan kejahatan meski kecil maka harus siap diminta pertanggungjawaban. Begitulah pemahaman masyarakat Suriah saat ini. Mereka kesal tak terhingga terhadap semua antek eks presiden Bashar Assad yang diktator lagi semena-mena. Karena itu warga memburu mereka untuk kemudian dihukum.

Pemerintah dan pasukan keamanan Suriah yang baru melanjutkan operasi penyisiran keamanan di sejumlah provinsi di negara itu. Mereka menyasar antek Assad yang terlibat dalam pelanggaran terhadap rakyat Suriah dan meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

Baca Juga

Direktur Keamanan Publik di Latakia mengumumkan penangkapan kepala Cabang Keamanan Politik di Daraa, Brigadir Jenderal Atef Najib, selama era rezim Presiden terguling Bashar Assad.

Perwira tinggi militer ini dikenal melakukan banyak pelanggaran yang menjadi salah satu alasan utama pecahnya demonstrasi menuntut penggulingan rezim Bashar Assad di Daraa.

Media Suriah melaporkan bahwa Najib, yang merupakan sepupu Bashar Assad, ditangkap selama kampanye keamanan untuk mengejar sisa-sisa rezim di Kegubernuran Latakia .

Profil sekilas

Najib lahir di kota pesisir Jableh, dan lulus dari Sekolah Tinggi Militer, sebelum bergabung dengan dinas intelijen, di mana ia memegang beberapa jabatan, terutama kepala Cabang Keamanan Politik di Daraa.

Organisasi hak asasi manusia dan faksi revolusioner Suriah menuduh Brigadir Jenderal Najib melakukan pembunuhan mengerikan terhadap anak-anak yang menuntut kebebasan di kota Daraa - terutama Hamza al-Khatib - yang menyebabkan pecahnya revolusi Suriah.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement