Jumat 13 Dec 2024 07:00 WIB

In Picture: Getah Karet, Sumber Nafkah Warga Desa Aur Kuning Riau

Warga Desa Aur Kuning Riau manfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utama.

Rep: Thoudy Badai/ Red: Edwin Dwi Putranto

Satar (46) petani karet saat menderes pohon karet untuk mengambil getahnya di lahan garapannya di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Satar (46) petani karet saat menderes pohon karet untuk mengambil getahnya di lahan garapannya di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Mayoritas warga di Desa Aur Kuning memanfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utamanya. Getah karet tersebut biasanya dipanen para petani setiap 4 hari sekali dan dijual ke pengepul dengan harga Rp10 ribu per kilogram. Dalam sekali panen, dengan luas lahan 1 hektar, para petani mendapatkan keuntungan sebesar Rp750 ribu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Satar (46) petani karet saat menderes pohon karet untuk mengambil getahnya di lahan garapannya di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. Mayoritas warga di Desa Aur Kuning memanfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utamanya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Getah karet menetes ke mangkuk milik petani di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Satar (46) petani karet saat menderes pohon karet untuk mengambil getahnya di lahan garapannya di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. Mayoritas warga di Desa Aur Kuning memanfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utamanya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petani karet saat menimbang hasil panen di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Mayoritas warga di Desa Aur Kuning memanfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utamanya. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petani karet saat akan menimbang hasil panen di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petani karet saat akan menimbang hasil panen di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Getah karet tersebut biasanya dipanen para petani setiap 4 hari sekali dan dijual ke pengepul dengan harga Rp10 ribu per kilogram. Dalam sekali panen, dengan luas lahan 1 hektar, para petani mendapatkan keuntungan sebesar Rp750 ribu. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Lahan garapan pohon karet milik Satar (46) di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

Petani karet membawa hasil panen menggunakan perahu di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024). Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Satar (46) petani karet saat menderes pohon karet untuk mengambil getahnya di lahan garapannya di Desa Aur Kuning, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (12/12/2024).

Pohon karet di kawasan tersebut merupakan pohon karet varietas lokal yang baru dapat dimanfaatkan getahnya pada usia pohon delapan tahun.

Mayoritas warga di Desa Aur Kuning memanfaatkan pohon karet sebagai mata pencaharian utamanya. Getah karet tersebut biasanya dipanen para petani setiap 4 hari sekali dan dijual ke pengepul dengan harga Rp10 ribu per kilogram.

Dalam sekali panen, dengan luas lahan 1 hektar, para petani mendapatkan keuntungan sebesar Rp750 ribu.

Sebelumnya, selama sekitar 16 tahun, dari tahun 2008 hingga akhir Oktober 2024 harga karet mengalami anjlok hingga Rp4.000 per kilogram akibat penurunan kualitas hasil panen karet di daerah tersebut.

Dengan bantuan Konsorsium Konservasi Rimbang Baling Bersama Masyarkat yang Berdaulat (YAPEKA, INDECON, FHK) melalui program ITHCP tahap III, melakukan intensifikasi lahan karet masyarakat dan pemberian bantuan alat pendukung serta pelatihan kepada petani, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas hasil panen yang berdampak pada naiknya harga jual.

Kegiatan ini merupakan bagian kerjasama BBKSDA Riau dan YAPEKA dalam pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Kampar, Riau.

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement