REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada momen Hari Jaminan Kesehatan se-Dunia yang jatuh pada 12 Desember 2024, Rumah Sakit Atma Jaya meluncurkan tiga layanan medis inovatif yaitu Obesitas dengan Metode Gastric Balloon & Manajemen Berat Badan, Terapi Penelitian Stem Cell, dan Platelet-Rich Plasma (PRP). Layanan ini bertujuan untuk memberikan solusi terbaik dalam bidang kedokteran regeneratif dan penanganan obesitas dengan pendekatan yang aman dan efektif.
Peluncuran layanan terbaru tersebut dilakukan dalam format talkshow dengan menghadirkan beberapa dokter ahli RS Atma Jaya, yaitu dr Komang Ardi Wahyuningsih, dr Riki Tenggara, dan dr Petrasama.
Layanan pertama yang diluncurkan adalah penanganan obesitas dengan metode Gastric Balloon, yaitu salah satu pendekatan non-bedah yang terbukti efektif untuk menurunkan berat badan secara signifikan. Dengan memasang balon di dalam lambung, pasien dapat merasakan rasa kenyang lebih cepat, sehingga konsumsi makanan berlebihan dapat dikendalikan.
Menurut Dokter Riki, metode Gastric Balloon ini sangat cocok untuk pasien yang ingin menurunkan berat badan secara bertahap, dengan pendekatan yang lebih aman dibandingkan dengan prosedur bedah lainnya.
"Metode ini tentunya akan didukung secara multi-dimensi, artinya bukan hanya dengan pemasangan balon saja, namun juga intervensi dari tim gizi untuk mengatur meal plan, tim kedokteran olahraga untuk pengaturan aktivitas fisik, serta tim psikiatri untuk pengelolaan psikis. Penanganan yang komprehensif ini akan membantu agar hasil yang diperoleh dapat optimal dan bertahan dalam jangka panjang," kata dokter yang juga dosen di Unika Atma Jaya tersebut.
Layanan kedua yang dipromosikan adalah stem cell dengan basis penelitian. RS Atma Jaya adalah RS Swasta Pendidikan pertama yang memiliki izin untuk melakukan layanan terapi sel. dr Petra mangatakan bahwa stem cell atau sel punca dalam pengobatan sendiri dianggap sebagai "keajaiban" karena kemampuannya untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh yang rusak, seperti sel jantung, saraf, atau darah.
"Hal ini memungkinkan stem cell untuk memperbaiki atau menggantikan jaringan yang rusak akibat penyakit atau cedera, seperti pada penyakit jantung, kanker, atau cedera tulang belakang. Dengan kemampuan regeneratif ini, stem cell berpotensi untuk mengobati penyakit yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan, memperbaiki fungsi organ, dan meningkatkan kualitas hidup serta harapan hidup seseorang," kata dr Petra.
Sementara itu, Platelet-Rich Plasma (PRP) adalah prosedur medis yang menggunakan
komponen darah pasien sendiri, yaitu plasma kaya trombosit, untuk merangsang proses
penyembuhan dan regenerasi jaringan. Prosedur ini efektif untuk menangani berbagai
masalah kesehatan, mulai dari perawatan kulit, perbaikan jaringan otot dan tendon, hingga terapi untuk masalah rambut rontok.
“Terapi PRP akan memperbaiki dan menumbuhkan rambut-rambut baru, menstimulasi stem cell di sekitar rambut untuk menjadi sel rambut yang baru, menyehatkan helai rambut, mencegah peradangan, serta mencegah penuaan rambut," terang dr Komang.
Tidak hanya menangani permasalahan rambut, terapi PRP juga bisa memperbaiki dan menangani permasalahan kulit. Keunggulan dari terapi PRP adalah minimnya risiko penolakan, karena menggunakan bahan dari tubuh pasien itu sendiri.
Ketiga layanan ini hadir sebagai bagian dari komitmen Rumah Sakit Atma Jaya dalam
menyediakan perawatan medis terbaik dengan pendekatan yang humanis dan berbasis
teknologi terkini. Rumah Sakit Atma Jaya memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan pelayanan dengan standar tinggi, serta perhatian penuh dari tim medis yang berpengalaman dan profesional.
“Melalui tiga layanan inovatif ini, kami berharap dapat memberikan pilihan perawatan yang lebih banyak bagi masyarakat. Manajemen berat badan dan layanan regeneratif ini memberikan opsi-opsi untuk mereka yang mau meningkatkan performa aktivitas sehari-hari. Tidak semua mau mengorbankan makan enak, tapi dengan program yang ada dapat memilih untuk ambil fokus di Gastric Ballon dan fitnes. Kualitas hidup pasti meningkat, dan karena diawasi oleh spesialis, semua lebih aman dan minim risiko,” kata Direktur Rumah Sakit Atma Jaya, dr Maria Yulita.