Kamis 26 Dec 2024 22:07 WIB

Tsunami Aceh: Amukan Alam 20 Tahun Silam dan Munajat Berjamaah dalam Suasana Natal

Tsunami Aceh menjadi pelajaran berharga untuk kemajuan Bangsa.

Seorang  pengunjung menyaksikan sejumlah foto bencana saat  Pameran Foto Tsunami Aceh di Museum Tsunami, Banda Aceh,  Selasa (24/12/2024). Pameran foto yang menampilkan peristiwa bencana gempa dan  Tsunami  26 Desember 2004  di Museum Tsunami Aceh itu dalam  rangka memperingati 20 tahun Tsunami Aceh dan dijadwalkan  berlangsung hingga 27 Desember 2024.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Seorang pengunjung menyaksikan sejumlah foto bencana saat Pameran Foto Tsunami Aceh di Museum Tsunami, Banda Aceh, Selasa (24/12/2024). Pameran foto yang menampilkan peristiwa bencana gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 di Museum Tsunami Aceh itu dalam rangka memperingati 20 tahun Tsunami Aceh dan dijadwalkan berlangsung hingga 27 Desember 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah semarak natal menuju pergantian tahun 2024 ke 2025, ratusan korban gempa dan tsunami di Gampong (Desa) Lambung, Kota Banda Aceh, larut dalam doa mengenang bencana alam dahsyat 20 tahun lalu atau 26 Desember 2004.

Doa bersama para korban bencana 20 tahun silam dipusatkan di Gedung Penyelamatan atau dikenal dengan sebutan Escape Building Gampong Lambung, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Kamis (26/12/2024).

Baca Juga

Selain doa bersama, kegiatan tersebut dirangkai dengan pemutaran video bencana dua dekade silam serta proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di daerah itu. Keuchik (Kepala Desa) Lambung Yasir mengatakan kegiatan tersebut merupakan refleksi dari perjalanan para korban yang selamat dari gempa dan tsunami 20 tahun silam serta mendoakan para syuhada yang meninggal dunia ketika bencana tersebut melanda.

"Doa bersama korban gempa dan tsunami 26 Desember 2004 ini merupakan agenda tahunan. Pada tahun ini merupakan yang ke-20 tahun. Kami berharap bencana 20 tahun lalu itu menjadi pengalaman dan pembelajaran bersama," katanya. Yasir menyebutkan warga Gampong Lambung yang menjadi korban gempa dan tsunami 26 Desember 2004 mencapai 2.000-an orang. Sedangkan yang selamat kurang dari 100-an orang.

"Yang selamat setelah diseret air laut saat tsunami 20-an orang. Sedangkan lainnya, selamat karena berada di luar gampong atau area yang tidak diterjang tsunami," kata Yasir.

Gampong Lambung berada sekitar dua kilometer dari bibir Pantai Ulee Ulee. Ketika bencana akhir 2004 itu, hanya satu rumah yang separuh bagian bangunan utuh. Sedangkan lainnya rata dengan tanah. Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, Gampong Lambung dibangun dengan konsep ramah bencana dengan akses jalan yang lebar serta dibangun gedung penyelamatan dengan lima lantai.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement