REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Dengan judul "And All That is in Between" edisi kedua Islamic Arts Biennale akan mengeksplorasi bagaimana iman dialami, diekspresikan, dan dirayakan melalui perasaan, pemikiran, dan karya.
Lebih dari 30 institusi internasional besar akan ambil bagian dalam Islamic Arts Biennale ini, mulai dari Denmark, Mesir, Prancis, Yunani, Indonesia, Italia, Kuwait, Mali, Oman, Palestina, Portugal, Qatar, Arab Saudi, Spanyol, Tunisia, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Uzbekistan, dan Kota Vatikan (per 25 September 2024)
Lebih dari 20 karya baru oleh seniman dari Arab Saudi dan seluruh dunia melengkapi benda-benda bersejarah yang dipamerkan.
Islamic Arts Biennale memberikan kesempatan unik bagi para pengunjung untuk melihat benda-benda yang berasal dari tempat-tempat suci di Makkah dan Madinah, dikutip dari laman Biennale, Rabu (26/12).
Yayasan Diriyah Biennale mengumumkan "And All That is in Between" sebagai judul untuk edisi kedua Islamic Arts Biennale, yang akan dibuka pada 25 Januari hingga 25 Mei 2025 di Jeddah, sebuah kota yang telah mewakili titik temu budaya selama berabad-abad, di Terminal Haji Barat di Bandara Internasional King Abdulaziz, sebuah tempat yang penuh dengan kenangan dan emosi bagi jutaan jamaah Muslim yang melakukan perjalanan sakral mereka untuk haji dan umroh setiap tahunnya. Dengan menyandingkan benda-benda bersejarah dari budaya Islam dengan seni kontemporer, Biennale ini akan mengeksplorasi bagaimana iman dialami, diekspresikan, dan dirayakan melalui perasaan, pemikiran, dan karya.