REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Jeju Air yang jatuh di wilayah barat daya Korea Selatan adalah Boeing 737-800, model yang banyak digunakan di seluruh dunia. Menurut Cirium, penyedia data penerbangan, ada sekitar 28.000 pesawat penumpang yang beroperasi di seluruh dunia. Sekitar 15 persen, atau 4.400, adalah Boeing 737-800.
Pesawat tersebut termasuk dalam keluarga jet Next-Generation 737 milik perusahaan tersebut, cikal bakal 737 Max yang lebih modern, yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal lebih dari lima tahun lalu yang menyebabkan penghentian operasional armada Max secara global.
Dilansir The New York Times, Senin (30/12/2024), hampir 200 maskapai penerbangan menggunakan 737-800, termasuk lima maskapai di Korea Selatan: Jeju Air, T’way Air, Jin Air, Eastar Jet, dan Korean Air. Pesawat ini populer di Asia, Eropa, dan Amerika Utara, dan Boeing telah mengirimkan sekitar 5.000 unit kepada pelanggan sejak 1998.
"Pesawat yang dimaksud sangat aman dan memiliki catatan keselamatan yang baik," kata Najmedin Meshkati, seorang profesor teknik di University of Southern California yang telah mempelajari sejarah keselamatan lini Boeing 737.
Usia armada global pesawat 737-800 berkisar antara sekitar 5 tahun hingga lebih dari 27 tahun. Jet penumpang yang dirawat dengan baik dapat terbang 20 hingga 30 tahun atau bahkan lebih lama.
Menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24, pesawat yang jatuh itu berusia 15 tahun. Ryanair di Eropa adalah maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat tersebut, yang disewakan kepada Jeju Air pada tahun 2017 oleh SMBC Aviation Capital, menurut Cirium.