REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Produk Domestik Bruto (PDB) Vietnam diperkirakan mencapai 450 miliar dolar AS pada 2024, menjadikannya peringkat ke-34 secara global, menurut Pusat Penelitian Ekonomi dan Bisnis (CEBR) yang berbasis di Inggris. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 5,8 persen selama lima tahun ke depan, PDB Vietnam diperkirakan akan melampaui PDB Singapura, mencapai 676 miliar dolar AS pada 2029.
Dilansir laman The Asia News Network, pada 2039, PDB Vietnam dapat meningkat menjadi 1,41 triliun dolar AS, menduduki peringkat ke-25 di seluruh dunia dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Indonesia dan Filipina. Tonggak penting ini menggarisbawahi ketahanan Vietnam di tengah tantangan global.
CEBR memproyeksikan Vietnam akan mempertahankan pertumbuhan yang kuat dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Meskipun PDB global diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dari 110 triliun dolar AS pada tahun 2024, menjadi 221 triliun dolar AS pada 2039. Vietnam diperkirakan akan melampaui negara-negara tetangganya di ASEAN dalam hal ekspansi ekonomi.
Dalam hal PDB per kapita, Vietnam diperkirakan akan melampaui ambang batas pendapatan menengah atas pada tahun 2024 dengan proyeksi PDB per kapita sebesar 4.469 dolar AS. Pada 2025, angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 4.783, yang secara resmi mengklasifikasikan Vietnam sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.
Meskipun PDB per kapita Vietnam tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand, negara ini diperkirakan akan naik ke posisi keempat di antara negara-negara ASEAN pada 2026. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), Vietnam akan melampaui Indonesia dan Filipina, dengan PDB per kapita sebesar 6.140 dolar AS.
Untuk mempertahankan tren positifnya, Vietnam harus fokus pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, investasi di bidang pendidikan, dan kemajuan teknologi. Upaya-upaya ini penting untuk mempersempit kesenjangan pendapatan dengan negara-negara tetangga dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin ekonomi regional.
Ikuti Whatsapp Channel Republika