Kamis 02 Jan 2025 22:44 WIB

Ketika Syekh Usamah Azhary Pertanyakaan Kompetensi Syekh Utsaimin, Lalu Dihujat

Syekh Usamah mengkritik penggunaan Syekh Utsaimin rujukan soal ilhad

Syekh Usamah (pertama kiri) mengkritik penggunaan Syekh Utsaimin rujukan soal ilhad
Foto: Dok Istimewa
Syekh Usamah (pertama kiri) mengkritik penggunaan Syekh Utsaimin rujukan soal ilhad

Oleh : KH Yendri Junaidi Lc MA. Ketum MUI Tanah Datar, alumni Al-Azhar Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Komentar Syekh Usamah Sayyid al-Azhari ketika mendiskusikan tesis untuk memperoleh gelar master seorang mahasiswa di Al-Azhar Mesir beredar viral ramai dikomentari.

Meskipun munaqasyah itu terjadi tahun lalu (Agustus 2023), artinya jauh sebelum beliau diangkat menjadi Menteri Wakaf, namun potongan video itu mendapat tanggapan luas beberapa hari ini.

Baca Juga

Hal ini karena dalam komentar itu, Syekh Usamah mempertanyakan referensi yang dirujuk sang mahasiswa ketika mendefenisikan al-ilhad (ateisme). Sang mahasiswa merujuk pada risalah Syekh Ibnu Utsaimin. Dengan tegas Syekh Usamah mengatakan bahwa Syekh Ibnu Utsaimin bukanlah rujukan dalam hal ini.

Akibat komentar itu berbagai kritikan, bantahan, bulliyan, bahkan cacian dilancarkan bertubi-tubi terhadap Syekh Usamah. Tentu wajar, karena ini menyangkut seorang tokoh yang sangat diagungkan oleh kalangan Wahabi.

Apalagi dalam video itu, Syekh Usamah menyatakan bahwa Syekh Ibnu Utsaimin mengkafirkan Azhariyyin, istilah untuk keluarga besar alumni Al-Azhar Mesir. Poin ini yang banyak ditanggapi kalangan Wahabi. Mereka mempertanyakan dan menantang, kapan dan dimana Syekh Ibnu Utsaimin mengkafirkan Azhariyyin.

Secara eksplisit mungkin tidak. Tapi karena al-Azhar bermanhaj Asy’ariy, bermazhab dengan mazahib mu’tamad dan bersuluk dengan Sadah Sufiyyah terutama Imam al-Junaid, sementara dalam beberapa karyanya Syekh Ibnu Utsaimin mengkafirkan al-Mu’athilah yang maksudnya adalah Asya’irah maka secara implisit Syekh Ibnu Utsaimin telah mengkafirkan Azhariyyin. Demikian dijelaskan Dr Abdul Qadir Husein dalam video terbarunya menanggapi masalah ini.

Terlepas dari ‘tuduhan’ Syekh Usamah terhadap Ibnu Utsaimin dan pro-kontra yang terjadi seputar itu, ada satu poin penting yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu masalah referensi dan rujukan.

Lokasi Makam Nabi Hud dan Jumlah Orang yang Tersisa dengannya Setelah Topan Besar

http://republika.co.id/berita//spc42v320/lokasi-makam-nabi-hud-dan-jumlah-orang-yang-tersisa-dengannya-setelah-topan-besar

 Mahasiswa yang sedang mempertahankan tesis masternya itu mendefinisikan al-ilhad (ateisme) dan rujukannya adalah Syekh Ibnu Utsaimin. Ini yang dipertanyakan oleh Syekh Usamah. Apakah Syekh Ibnu Utsaimin bisa menjadi rujukan dalam mendefinisikan al-ilhad?

Berapa kajian yang dilakukannya tentang masalah ilhad? Kenapa sang mahasiswa tidak merujuk pada sumber-sumber primer yang terpercaya, sekalipun dari pakar non-muslim (ini juga yang menjadi kritikan sebagian kalangan Wahabi: “Ia (Syekh Usamah) lebih memilih merujuk pada orang kafir ketimbang seorang Muslim apalagi Muslim ini alim”).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement