REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) RI Adita Irawati menyebutkan tak setiap menu dalam program makan bergizi gratis (MBG) disertai dengan susu. Menurut dia, kandungan protein dan vitamin dalam susu masih bisa digantikan oleh bahan makanan lain.
Adita mengatakan, pihaknya menyediakan MBG merujuk kecukupan angka kecukupan gizi (AKG) dari Badan Gizi Nasional. Ketika AKG yang diperlukan sudah terpenuhi dari makanan lain, susu tidak harus diberikan.
"Susu bisa diberikan bisa tidak, karena susu juga punya bahan pengganti yang lain. Susu ini kandungannya kan utamanya protein dan vitamin mineral," kata dia saat meninjau program MBG di SDN Susukan 01 dan 02, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (7/1/2025).
Karena itu, menurut dia, tidak setiap menu MBG disertai dengan susu. Pasalnya, masih ada bahan makanan lain yang asupan protein dan vitaminnya sama dengan susu, seperti tempe dan tahu. Namun, ia memastikan kecukupan gizi dari setiap MBG sudah terpenuhi.
Selain itu, Adita menambahkan, penyediaan susu juga disesuaikan dengan lokasi pelaksanaan MBG. Ketika lokasi MBG jauh dari sentra susu sapi, susu bisa digantikan dengan bahan lain.
Meski begitu, menurut Adita, pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MBG. Evaluasi juga akan disesuaikan dengan hasil konsultasi dari Badan Gizi Nasional.
"Jadi susu sekali lagi jadi bahan evaluasi, tetapi mohon untuk bisa diperhatikan bahwa ini tidak selalu harus ada. Yang penting kandungan gizi itu tercukup. Kami sudah berkonsultasi dengan ahli gizi," ujar dia.
Berdasarkan pantauan Republika, menu MBG yang disediakan di SDN Susukan 01 dan 02 tidak disertai dengan susu. Adapun menu makanan yang disediakan adalah nasi, tempe, telur orek, sayur wortel, dan jeruk.