Kamis 09 Jan 2025 19:54 WIB

Dukun Takluk dan Bersyahadat di Hadapan Rasulullah

Dukun yang terkenal sejak era Jahiliyah di Arab ini pun masuk Islam.

Praktik dukun atau ilmu hitam (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Praktik dukun atau ilmu hitam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu kala, hiduplah seorang dukun yang terkenal di seantero Arab. Namanya, Dhimad al-Azdi. Sejak zaman Jahiliyah, lelaki dari Bani Azd Syanu'ah itu masyhur sebagai tukang tenung yang disegani orang-orang musyrik.

Seperti dikisahkan dalam Sirah Nabawiyah, suatu hari Dhimad al-Azdi memasuki Kota Makkah. Saat berada di pasar, ia tertarik pada pembicaraan orang-orang mengenai sosok Muhammad SAW.

Baca Juga

Menurut mereka, Muhammad SAW sudah sakit jiwa karena meracaukan mantra-mantra aneh yang dinamakannya Alquran. Dengan rapalan itu, lanjut orang-orang ini, banyak warga yang meninggalkan agama nenek moyang dan menjadi Muslimin---sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad.

"Bila kita biarkan terus orang gila itu, bisa-bisa tak ada lagi yang menyembah berhala di kota ini!" seru seorang dari kerumunan itu.

Al-Azdi kian penasaran. Siapa pula Muhammad, yang dicap gila dan menyebar keresahan di seantero Makkah itu? Ia pun bertanya kepada seseorang. Akhirnya, diketahuinya di mana Muhammad tinggal dan bagaimana perawakannya.

"Aku seorang dukun yang bisa membuat orang gila menjadi sadar. Aku akan menyembuhkannya," kata al-Azdi.

Ia pun berangkat ke alamat yang dimaksud. Setelah mencari-cari, al-Azdi pun menemukan Rasulullah SAW sedang berdoa di depan Ka'bah.

Ia membiarkan lelaki itu dengan ibadahnya. Sekilas, ia merasa tak ada yang aneh dengan penampilan Muhammad. Penampilannya seperti kebanyakan warga Makkah pada umumnya.

Al-Azdi pun menyapa Rasulullah SAW yang sudah selesai dengan shalatnya. Ia memperkenalkan diri sebagai dukun yang ahli.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Ia mengaku dapat memberikan pengobatan dengan cara menghembuskan angin yang dibacai mantra-mantra. Orang Yaman itu langsung menawarkan jasanya kepada Rasulullah SAW. Ternyata, ia merasa perlu persetujuan dari Muhammad sebelum melakukan aksinya.

Rasulullah SAW tidak mengiyakan. Akan tetapi, beliau mengajak al-Azdi untuk mengikutinya dan duduk di dekat Ka'bah.

Saat berhadap-hadapan itu, Nabi SAW mengatakan kepada si dukun, "Sesungguhnya pujian itu bagi Allah. Kami memuji dan memohon pertolongan kepada-Nya. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, tak seorang pun bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, tak seorang pun bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement