REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, melakukan kunjungan kerja ke Cina untuk membahas potensi kerja sama strategis dengan Basic International Investment Pte Ltd. Pertemuan itu fokus pada rencana investasi bisnis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Dalam kunjungan itu, Abdul Ghani disambut hangat CEO sekaligus pemilik Basic International Investment Pte Ltd Mr Liu. Diskusi berlangsung dalam suasana cair dan produktif, mengingat kedua pihak memiliki kesamaan visi mengenai bisnis yang tidak hanya mengedepankan keuntungan, tetapi juga manfaat sosial yang luas.
Mr Liu menyampaikan apresiasinya kepada PTPN atas dukungan yang diberikan dalam memenuhi kebutuhan administrasi bisnis Basic International Investment Pte Ltd di Indonesia. Ia menegaskan komitmennya untuk berkontribusi melalui investasi signifikan yang diproyeksikan mampu menyerap hingga 7.000 tenaga kerja lokal.
Menurut Mr Liu, Indonesia, khususnya KEK Sei Mangkei, merupakan lokasi strategis untuk investasi di tengah ketidakpastian politik global. Ia berencana menambah satu pabrik sarung tangan berbahan dasar karet alami serta mendirikan lembaga penelitian dan pengembangan (R&D) karet bekerja sama dengan lembaga penelitian dalam negeri seperti Riset Perkebunan Nusantara (RPN).
“Tujuannya adalah meningkatkan kualitas, efisiensi, dan inovasi produk berbasis karet," ujar Mr Liu.
Abdul Ghani menyambut positif rencana Basic International Investment Pte Ltd yang akan menambah investasinya di Indonesia. Menurutnya, inisiatif ini memberikan potensi bisnis baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi komoditas karet yang sebelumnya mengalami tekanan harga.
“Rencana konversi lahan karet menjadi sawit atau tebu akan dikaji kembali sesuai kebutuhan bahan baku karet alami Basic International Investment Pte Ltd,” jelasnya.
Abdul Ghani juga menegaskan investasi ini tidak hanya bermanfaat bagi PTPN sebagai korporasi, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar. “Dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja, langkah ini sejalan dengan target pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujarnya.
Selain membahas investasi pabrik sarung tangan, diskusi juga mencakup potensi kerja sama pembangunan pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis biomassa. Pembangkit ini nantinya akan memasok kebutuhan listrik KEK Sei Mangkei serta masyarakat sekitar, mendukung transformasi kawasan tersebut
menjadi Kawasan Green Industry.
Basic International Investment Pte Ltd juga menyampaikan minat untuk mengembangkan bisnis di sektor pertanian dan peternakan sapi perah (dairy farm) guna mendukung Program Makan Bergizi Gratis pemerintah. Anak perusahaan Basic International Investment Pte Ltd, PT Basic International Sumatera (Basic), yang bergerak di bidang manufaktur sarung tangan medis berbahan latex, telah merealisasikan investasi sebesar Rp 659 miliar di KEK Sei Mangkei pada 2024.
Proyek ini menjadi awal dari rencana investasi jangka panjang dengan nilai total Rp 15 triliun (sekitar 925 juta dolar AS). Untuk tahap pertama, investasi sebesar Rp 4,8 triliun (sekitar 296 juta dolar AS) akan dilakukan secara bertahap selama lima tahun sejak Juli 2024.