RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Universita Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. drg. Febriana Setiawati, M.Kes, FISDPH, FISPD sebagai guru besar tetap dalam Imu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di Makara Art Center (MAC), Kampus UI Depok, pada Sabtu (11/1).
Pada pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., ini, Prof. Febriana menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Karies Anak Usia Dini (Early Childhood Caries): Suatu Pendekatan Epidemiologi Oral dalam Bidang Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan”.
Dalam pidatonya Prof. Febriana mengatakan, Early Childhood Caries (ECC) atau karies anak usia dini merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling umum terjadi pada anak usia dini, terutama di negara-negara berkembang.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 81,5% anak usia 3–4 tahun di Indonesia mengalami karies anak usia dini, menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi karies anak usia dini yang tinggi di Asia Tenggara.
Ia menekankan, karies anak usia dini bukan hanya masalah kesehatan gigi dan mulut namun juga berdampak pada masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Karies anak usia dini yang tidak ditangani, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, kualitas hidup anak dan orang tua, serta menjadi beban ekonomi keluarga dan masyarakat.
Lebih lanjut ia mengatakan, karies anak usia dini adalah penyakit yang muncul dari berbagai faktor, termasuk mikroorganisme kariogenik, paparan karbohidrat yang dapat difermentasi melalui praktik pemberian makan yang tidak tepat, dan variabel sosial.
Diperlukan beberapa langkah strategis dan rekomendasi berbasis bukti yang efektif dalam upaya pencegahan karies anak usia dini yang sejalan dengan kebijakan World Health Organization (WHO).
Untuk itu, dalam pidato pengukuhannya tersebut, Prof Febriana merekomendasikan 12 strategi pencegahan ECC yang sejalan dengan kebijakan WHO dan target arah pembangunan Indonesia Emas 2045. Strategi tersebut, yaitu (1) Promosi pola makan sehat; (2) Penggunaan fluorida; (3) Edukasi kesehatan mulut di komunitas.
Lalu, (4) Pemeriksaan dan deteksi dini karies; (5) Penguatan kebijakan kesehatan masyarakat; (6) Integrasi kesehatan gigi dengan kesehatan Umum; (7) Meningkatkan dan memperluas akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Kemudian (8) Penyediaan Insentif bagi Tenaga Kesehatan di Daerah Terpencil; (9) Kampanye Nasional tentang Dampak Karies pada Masa Depan Anak; (10) Meningkatkan penelitian dan data untuk pengembangan sistem monitoring dan evaluasi berkelanjutan; (11) Penggunaan teknologi digital dalam promosi kesehatan gigi dan mulut dan deteksi karies anak usia dini dan (12) Alokasi Anggaran yang Berkelanjutan untuk Pencegahan Karies.
Sementara itu, sebagai bagian dari target Indonesia Bebas Karies 2030, Prof. Febriana juga menyerukan penguatan kolaborasi lintas sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan sosial, untuk menciptakan program pencegahan yang efektif dan berkelanjutan.
Diperlukan dukungan kebijakan yang lebih kuat serta alokasi anggaran yang memadai untuk menjamin keberhasilan program pencegahan karies anak usia dini di seluruh Indonesia.
“Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan generasi anak-anak Indonesia yang lebih sehat, bebas dari karies, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Prof Febriana di pengujung pidatonya.
Sebelum dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-5 UI yang dikukuhkan pada tahun 2025, Prof. Febriana telah menjalani pendidikan sarjana hingga doktor di UI. Pada 1987, ia menamatkan Sarjana Kedokteran Gigi dikukuhkan FKG UI.
Kemudian, pada 1998 ia telah menyelesaikan pendidikan Magister Epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI. Lalu, ia berhasil mendapatkan gelar Doktor Ilmu Kedokteran Gigi di FKG UI pada 2012.
Sampai dengan saat ini, Prof. Febriana aktif melakukan berbagai penelitian dan diterbitkan di beberapa jurnal nasional maupun internasional.
Di antaranya berjudul RR. Factors Related to Dental Ergonomics Practice Among Indonesian Dentists (2024); Perception of Special-Care Dentistry among Dental Students at Universitas Indonesia: A Cross-Sectional Study. (2024); dan Validity of mother-child self-perceived oral health for the assessment of 5 years old children's oral health in Indonesia (2024).
Di antara para tamu undangan yang hadir pada prosesi pengukuhan guru besar tersebut, turut hadir Gubernur Terpilih Daerah Khusus Jakarta Dr. Ir. Pramono Anung Wibowo, M.M.; Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, S.E, M.Sc.; Ketua Majelis Wali Amanat UI (2019-2023) Dr. Saleh Husin; dan Direktur Utama Rumah Sakit UI Dr. dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG. (***)