Ahad 19 Jan 2025 19:07 WIB

Santri dan Warga Bantu Korban Erupsi Gunung Marapi

Erupsi Marapi mengakibatkan sebagian warga mengungsi.

Gunung Marapi erupsi mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Padang Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (4/1/2024). Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat, erupsi gunung yang berstatus Level II (Waspada) itu berlangsung sekitar pukul 09.43 WIB dengan durasi sekitar 1 menit 40 detik dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi erupsi mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Padang Panjang, Sumatera Barat, Sabtu (4/1/2024). Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi mencatat, erupsi gunung yang berstatus Level II (Waspada) itu berlangsung sekitar pukul 09.43 WIB dengan durasi sekitar 1 menit 40 detik dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak.

REPUBLIKA.CO.ID, LUBUK BASUNG -- Puluhan warga dan santri di Jorong Cangkiang, Nagari Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat bergotong-royong memperbaiki akses jalan di bantaran Sungai Batang Aia Katiak yang rusak akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Marapi.

Daerah ini menjadi salah satu lokasi terdampak bencana banjir lahar dingin yang terjadi pada Mei 2024 dan masih terkena banjir dengan skala kecil hingga saat ini

Baca Juga

"Saat itu akses jalan sempat terputus total sebelum akhirnya diperbaiki. Kami bersama santri pondok pesantren gotong royong membuat akses jalan baru," kata salah seorang warga Rizal Mangkuto, Ahad (19/1/2025).

Di daerah ini berdiri sebuah Pondok Pesantren Daaru Tahfiz berada dekat sekali dengan sungai Batang Aia Katiak. Pada 11 Mei 2024, pondok pesantren ini terdampak parah akibat banjir lahar dingin.

Gotong royong dilakukan secara manual dengan cara menggali hingga mengalihkan debit air sungai agar tidak langsung menghantam tebing dekat pesantren.

Selain itu warga juga membendung tebing sungai dengan mengisi karung memakai pasir sebagai penahan arus.

Wali Jorong atau Kepala Dusun Cangkiang Rozi Fefori yang memimpin gotong royong mengatakan akses jalan berupa tanah tersebut mesti diperbaiki demi mencegah kerusakan lebih lanjut.

Akses jalan yang diperbaiki berada di depan Pondok Pesantren Daaru Tahfiz. Kondisinya ambruk di bagian pinggirnya sehingga kendaraan roda empat sulit mencapai lokasi.

"Jalannya ambruk karena berlokasi di pinggir sungai. Kita harus memperbaikinya agar akses atau aktivitas santri-santri tak terganggu," kata Rozi.

Ia mengingatkan warga maupun santri untuk tetap waspada dengan potensi bencana mengingat tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement