Rabu 22 Jan 2025 19:37 WIB

China Bergeming Perkuat Kerja Sama BRICS Meski Trump Ancam Terapkan Tarif

Trump mengancam akan mengenakan tarif masuk 100 persen terhadap anggota BRICS.

Seorang pria berjalan di depan logo KTT BRICS 2024 di gedung Kazan Expo di Kazan, Rusia, 21 Oktober 2024. Rusia mengatakan bahwa setiap upaya AS untuk memaksa negara-negara menggunakan dolar AS akan menjadi bumerang jika mereka menciptakan mata uang mereka sendiri.
Foto: EPA
Seorang pria berjalan di depan logo KTT BRICS 2024 di gedung Kazan Expo di Kazan, Rusia, 21 Oktober 2024. Rusia mengatakan bahwa setiap upaya AS untuk memaksa negara-negara menggunakan dolar AS akan menjadi bumerang jika mereka menciptakan mata uang mereka sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Di tengah ancaman dari Presiden AS Donald Trump, China menyatakan siap memperkuat kerja sama bisnis dengan sesama negara anggota BRICS. Sebelumnya, Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan kepada aliansi ekonomi itu.

"China siap memperkuat kerja sama bisnis di berbagai bidang dengan negara-negara BRICS dan berperan lebih banyak demi kestabilan pertumbuhan ekonomi global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Rabu (22/1/2025).

Baca Juga

Mao mengatakan hal itu untuk menanggapi pernyataan Trump pada Senin usai dilantik sebagai Presiden AS. Trump mengancam akan mengenakan tarif masuk 100 persen terhadap barang-barang yang diimpor dari negara-negara BRICS jika mereka tidak mencabut rencana untuk menciptakan mata uang alternatif yang bisa menyaingi dolar AS di pasar global.

Presiden Rusia Vladimir Putin menilai terlalu dini untuk membicarakan mata uang BRICS karena hal itu bukan tujuan utama organisasi tersebut saat ini. Mao mengatakan bahwa BRICS mengusung keterbukaan, inklusivitas, dan kerja sama saling menguntungkan, dan tidak terlibat dalam konfrontasi blok.

Tujuan BRICS adalah mencapai kemajuan dan kesejahteraan universal, katanya. BRICS adalah aliansi ekonomi yang dibentuk pada 2006. Selain Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan sebagai anggota awal, lima negara lain —Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia— juga bergabung ke dalam organisasi itu.

 

 

sumber : Antara, Sputnik
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement