REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan kembali menerapkan ujian nasional (UN) dengan nama dan format baru pada 2025. Penerapan UN rencananya dilakukan untuk siswa SMA/sederajat pada November 2025 agar hasilnya bisa menjadi pertimbangan perguruan tinggi menerima mahasiswa baru.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Togar M Simatupang mengatakan, hasil UN kemungkinan besar tidak akan dijadikan pertimbangan untuk penerimaan mahasiswa, khususnya di perguruan tinggi negeri (PTN), pada 2025. Pasalnya, pihaknya telah memiliki skema penerimaan mahasiswa baru.
"Iya, itu masih juga wacana karena untuk tahun 2025 kami sudah masuk ya, menggunakan skema-skema uji berdasarkan prestasi, ujian tertulis, ada mandiri," kata dia, Sabtu (25/1/2025).
Karena itu, hasil UN yang akan dilakukan pada 2025 tidak akan menjadi pertimbangan untuk masuk PTN. Menurut dia, hasil UN itu kemungkinan baru akan menjadi salah satu pertimbangan calon mahasiswa untuk masuk ke PTN pada 2026.
"Itu mungkin bisa terjadi untuk tahun 2026. Nah yang sudah berjalan, 2025 kami enggak mungkinlah merubah itu dalam waktu yang terlalu singkat," ujar Togar.
Ia menjelaskan, perubahan sistem penerimaan mahasiswa baru secara mendadak akan menimbulkan dampak kepada para peserta didik. Sementara itu, para peserta didik sudah melakukan persiapan untuk bisa masuk PTN sejak jauh hari.
"Nanti mendadak dan itu memberikan goncangan ya, psikologis kepada peserta didik, persiapan-persiapannya enggak semudah itu. Kita butuh paling tidak satu tahun sebelum mereka masuk ke perguruan tinggi itu," kata Togar.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan alasan UN dengan nama dan format yang baru diadakan pada November 2025 mendatang untuk siswa SMA/sederajat. Menurut dia, salah satu alasannya adalah agar hasil UN bisa menjadi salah satu pertimbangan masuk perguruan tinggi.
"Kenapa November? Karena yang kelas 12 itu kan nanti dia akan kuliah, sehingga dengan hasil itu dapat bermanfaat untuk menjadi salah satu pertimbangan bagi perguruan tinggi dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi," kata Mu'ti dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/1/2025).