REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak nekat mencaplok Wilayah Golan Suriah ketika Bashar Assad jatuh, Israel semakin menunjukkan pembangkangannya terhadap aturan batas wilayah.
Pemerintah baru Suriah yang dipimpin Ahmad al-Sharaa sudah mengeluarkan pernyataan agar Israel menghormati batas teritorial masing-masing negara. Namun tidak juga diindahkan Israel.
Dalam insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya, orang-orang bersenjata tak dikenal menembaki tentara Israel di zona penyangga Suriah.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh Al-Ain Al-Akhbariya: "Beberapa saat yang lalu, tembakan terdengar dan terpantau di daerah di mana pasukan militer Israel beroperasi di dalam wilayah Suriah, khususnya di zona penyangga. Tidak ada korban luka. "Pasukan tersebut melanjutkan misi mereka."
Pemerintah Israel tetap ngotot menemparkan tentara di wilayah tersebut. Juga akan bertindak untuk menyingkirkan ancaman yang ditujukan terhadap Negara Israel dan warga negaranya.
Pada hari Rabu, pemerintahan baru Suriah menuntut agar pasukan Israel segera menarik diri dari wilayah yang telah mereka masuki di selatan negara itu.
Pada tanggal 8 Desember, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan tentara Israel untuk “mengambil alih” zona penyangga di Dataran Tinggi Golan tempat pasukan PBB dikerahkan, menyusul jatuhnya Bashar al-Assad.